4. 🌹 He Is Arez

640 60 111
                                    

Tidak ada yang lebih membahagiakan selain
melihat orang yang kau sayangi baik-baik saja.
••
Chelsy Carollina to Arez Airlangga
•••

My Guardian Angel

🌹🌹🌹

  Raisa, Could It Be 🎵 

  •••

Shena berjingkat-jingkat keluar dari kamar mandi dengan dress rumahan berwarna biru cerah. Rambut panjangnya terurai bebas meski belum sepenuhnya kering. Gadis itu usai mandi, keramas dan tentunya berendam sambil melamun. Namun semua lamunannya kecolongan oleh makhluk tak berperikemanusiaan yang membuatnya penasaran. Shena bersumpah ia benar-benar membenci makhluk berparas blasteran yang menawan itu.

"Tapi gantengnya itu ngawur banget, sumpah, gak aturan banget!"

Shena mendengus kesal usai mengeringkan telapak kakinya di keset berbulu yang langsung menyerap bulir-bulir air. Gadis dengan terusan biru cerah itu mengendap-endap melewati akuarium, menatap tajam ke seluruh penghuni kotak kaca berair itu. Seolah memberi isyarat bagi para ikan-ikan untuk tak bersuara.

Di sinilah Shena berada, berdiri tepat di depan pintu kayu jati yang sedikit terbuka, ia membungkuk 90 derajat, salah satu mata sipitnya menyusup mencari 'seseorang' yang dianggapnya cukup mustahil ada di rumahnya. Beberapa detik kegiatannya tidak membuahkan hasil hingga suatu hal tak terduga terjadi.

Braaaakkkkk.

Pintu jati tersebut terbuka dan mengejutkan gadis yang hendak memata-matai sesuatu itu. Shena jatuh terduduk ke lantai, dengan keadaan pantatnya yang terjun terlebih dahulu dan menimbulkan suara 'bukk' yang cukup keras. Gadis itu mengumpat berkali-kali sambil mengutuki siapa saja yang membuka pintu tanpa aba-aba. "Shitt!! Bilang-bilang kek kalo mau buka pintu." Pekiknya kesal.

"Lo ngintip?" Dua kata itu menggema di telinga Shena.

Dilihatnya cowok berkaos merah dengan celana pendek berwarna cream berdiri di sana. Tanpa rasa kemanusiaan cowok itu tetap berdiri sambil memandanginya bahkan ia tidak menawarkan bantuan atau minimal menanyakan keadaannya.

"Gue? Ngintip?" Gadis itu menunjuk dirinya sendiri seraya tersenyum geli menyebutkan tuduhan yang sialnya adalah suatu kebenaran. Yakali gue ngaku? ntar dia geer.

"Terus ngapain kalo gak ngintip? Bisa kasih penjelasan yang masuk akal?" Arez melipat kedua tangan kekarnya di depan dada. Shena menatap jengkel karena cowok itu bersandar dengan 'sok' tampan di depan kamar. Sementara dirinya masih dengan posisi duduk yang tak berubah.

Shena benci diintimidasi seperti ini, apalagi pertanyaan ini terasa seperti pertanyaan polisi kepada penjahat atau pertanyaan guru kepada muridnya yang alpa berbulan-bulan. Shena sangat benci situasi ini, ia harus menjelaskan sesuatu sebelum kesalahpahaman ini semakin menjadi. Dengan pantat yang masih kram ia berusaha berdiri meski terjatuh lagi di posisi yang sama.

Bugh!

Gadis itu meringis kesakitan. "Argh, pinggang gue."

Arez memutar bola matanya malas. Ia ingin sekali kembali lagi ke kamarnya dan bermain PS bersama Leo dan tentunya mengabaikan cewek ribet di depannya ini. Namun terlalu jahat jika membiarkan gadis yang baru saja celaka oleh 'kesalahannya sendiri' itu terduduk di lantai selama berjam-jam.

My Guardian Angel [MGA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang