16. 🌹 No, again.

288 33 3
                                    

..
Perubahan mood cowok itu bisa dipengaruhi dua hal, yang pertama keluarga, yang kedua ya soal cewek.
°°
Dan gue masih gak percaya kalo dia bisa buat mood
gue berubah-ubah, hari ini.
..
-Aldrian Brawijaya-
..

My Guardian Angel
••

🌹🌹🌹

"Al, gila-gila-gila!" Bima yang masih meneteng tas ranselnya kini berjalan tergopoh-gopoh ke arah cowok yang sedang menekuni buku geografi dengan sampul berwarna hijau muda itu.

Aldrian memicingkan matanya, "Gue gak gila, anying."

"Bukan lo! Farhan noh, nembak Shena di lapangan. Gila gak tuh?" Bima mengarahkan dagunya ke arah pintu, dengan maksud menyuruh Aldrian untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Sesuai dugaan, Aldrian langsung menutup buku geografinya dan beranjak keluar kelas. Membuat Bima mau tak mau harus menyusul sahabatnya yang pergi tanpa pamit itu. Aldrian berjalan sangat cepat, dan Bima yakin jika sahabatnya sedang dihujani rasa penasaran. Kerena asal tahu saja, Aldrian benci dengan kakak kelas yang bebal seperti Farhan.

Bebal? Rasanya kata itu terlalu pantas untuk menggambarkan sifat Farhan. Ia memang tak pernah tau malu untuk urusan memperjuangkan cintanya pada adek kelasnya, Shena. Meskipun sudah berulang kali pula, gadis cantik itu menolaknya.

Kedua sepatu adidas cowok itu terhenti di lapangan utama SMA Nusantara. Dilihatnya dengan sangat jelas, Farhan sedang berlutut di depan Shena seraya menyodorkan sebuket bunga mawar merah kesukaan gadis cantik itu.

"Gue mau lo terima gue Shen! Please! Gue bakal lakuin apapun, apapun. Asalkan lo ngasih kesempatan gue buat jadi cowok lo." Suara itu tampak sangat lembut, seakan-akan berisi curahan hati yang terdalam dari seorang cowok pada pujaan hatinya.

Sumpah demi apapun, Aldrian benar-benar eneg melihat drama dari kakak kelas 'kurang kerjaan' yang selalu mengusik Shena sejak lima bulan lalu.

"Gue suka banget sama lo, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo Shena! Lo harus mau jadi cewek gue." Lanjutnya tetap lembut, namun dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.

Sementara Shena masih mematung di sana. Membuat kerumunan itu bersorak lebih gaduh untuk meneriakinya agar menerima Farhan-- yang sudah seperti cacing kepanasan saking malunya di perlakukan seperti ini di hadapan adik kelasnya--. Andai saja kadar kecantikan Shena itu tidak melebihi batas normal, pasti Farhan sudah mematahkan leher gadis menurutnya sangat 'sok kecakepan' ini.

Belum sempat Shena menjawab, Arez yang sedari tadi berada di belakangnya langsung menarik tangan Shena agar menjauhi cowok yang sedang berlutut di depannya.

Sontak perlakuan Arez membuat riuh semakin pecah di lapangan, dan juga membuat seorang Farhan mengertakkan giginya. Ia langsung terkesiap dan bangkit berdiri hingga posisinya dan Arez sejajar. "Ini bukan urusan lo!"


"Lo pikir gue peduli sama urusan lo?" Jawab Arez santai. "Ayo cabut." Arez menarik pergelangan gadis itu lagi, dan perlakuannya itu langsung di hadiahi dorongan kasar dari kedua tangan Farhan.

Shena yang sedari tadi bungkam langsung besuara, membuat Arez langsung membersihkan bekas dorongan Farhan dengan tangannya. "Udah! Cukup!" Teriak Shena menginterupsi kegaduhan yang terjadi di lapangan.

My Guardian Angel [MGA]Where stories live. Discover now