65.🌹 Stronger

250 24 4
                                    

What doesn't kill you
makes you stronger
Stand a little taller
Doesn't mean I'm lonely
when I'm alone
What doesn't kill you
makes a fighter
Footsteps even lighter
Doesn't mean I'm over
'cause you're gone

Stronger - Kelly Clarkson

  •••

Terakhir kali aku percaya pada seseorang,
hidupku hancur.

Shena Angeline

🌹🌹🌹

SUDAH seminggu sejak pemakaman Leo Angelio, anak bungsu dari keluarga Pak Anwar. Kondisi Pak Anwar pun sudah membaik bahkan terbilang sudah mampu beraktivitas serta beranjak bangkit memperbaiki segalanya dari awal. Meski ia tahu keluarganya tak akan pernah terasa sama lagi. Rahma-istrinya, tampak begitu terpukul akan kematian Leo dan mulai kehilangan akal sehatnya. Sepanjang hari ia akan selalu menangis dan meronta untuk dibiarkan pergi mencari anaknya. Rahma bahkan berulang kali dibawa untuk memeriksakan kejiwaannya karena selalu berusaha melukai siapa pun yang mendeketinya. Ia begitu terpukul dan tak mampu bangkit dari pusaran mengerikan yang menariknya terjembab dalam ngarai.

Sedangkan putri sulungnya tampak tak pernah krluar dari kamar terhitung sejak hari pemakaman. Anwar etap mempercayakan Shena untuk tinggal di apartement milik Arez, terlebih karena sudah mendengar segala isu teror yang menimpa putrinya. Namun hal yang paling ia takutkan adalah Shena-nya juga tidak mau kembali. Ia terlampau takut untuk menerima kenyataan jika Shena lebih memilih terdiam dalam keterpurukannya selama seminggu ini. Anwar mulai mengutuki dirinya sendiri. Seharusnya semua ini tidak terjadi. Seharusnya...

"Biarin aja Om, nanti biar Arez yang bawa makanannya masuk. Mrs. Elle juga sebentar lagi sampai." Kata Arez menenangkan.

Mrs. Elle, psikiater yang merupakan kolega keluarga Airlangga itu selama seminggu ini selalu mengurusi segala keperluan Shena. Sebab gadis itu hampir tidak satu sentipun beranjak dari kasurnya. Namun berkat Mrs. Elle, dan beberapa obat penenang dosis tinggi, Shena sedikit banyak mulai beraktivitas dengan benar empat hari ini. Sesekali Arez mengajak Shena bicara namun gadis itu tampak seperti mayat hidup. Namun Arez tak pernah menyerah untuk mengembalikan gadis itu.

Anwar bersandar pasrah pada pintu kamar Shena, "Kemarin, mama kamu jenguk Rahma. Entah kenapa Rahma tenang saat mama kamu ajak biacara."

Arez menghela nafas ringan, "Iya, kemaren mama habis dari sini buat ngobrol juga sama Shena. Mungkin setelah itu mama langsung ke Tante Rahma."

"Saya gak tahu akan jadi apa keluarga saya jika kamu tidak ada, Rez." Pak Anwar mengeluh pilu, namun sudut matanya tidak basah, Anwar sudah kehilangan persediaan air mata yang ia punya. Kejadian ini benar-benar menamparnya.

Laki-laki berkaos putih itu menepuk bahu Anwar, "Om jangan bilang kayak gitu. Arez cuma lakuin apa yang Arez bisa."

Anwar mengangguk, ia tahu sejak awal jika kedatangan Arez akan bermakna besar bagi putri sulungnya. Pembawaan Arez yang mudah menyesuaikan diri membuatnya terlihat imbang berada disamping gadis dengan emosi naik-turun seperti Shena. Namun Anwar tetap merindukan putrinya yang selalu kesulitan mengatur emosinya itu, ia rindu Shena.

"Shena, buka pintunya sayang. Kamu belum sarapan nak, sudah waktunya minum obat."

Tepat saat Anwar menghentikan kalimatnya. Gadis dengan kaos oversize hitam dan rambut terkuncir asal-asalan itu membuka pintu dan bersandar dengan emggan menatap manik mata papanya.

"Shena?!" Anwar tampak begitu senang melihat putrinya yang kini berada di hadapannya. "Shena kamu sudah sem--"

"Aku emang gak sakit. Singkirin obat itu, aku gak mau minum obatnya." Shena kini membenahi kuncir rambutnya hingga tampak rapi. "Aku juga gak mau makan disini, aku mau makan diluar."

My Guardian Angel [MGA]Where stories live. Discover now