63. 🌹 Domino

282 21 1
                                    

You play domino with the wrong person.
Don't disturb her or i'll destroying y'all.

-Arez Airlangga-

M  Y    G  U  A  R  D  I  A  N   A  N  G  E  L

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

M  Y    G  U  A  R  D  I  A  N   A  N  G  E  L

🌹🌹🌹

Apa kalian pernah mendengar Domino Effect? Domino Effect ialah suatu kesalahan kecil namun memicu dampak yang begitu besar dan tidak terkendali. Seperti apa yang Shena alami saat ini, setiap kekacauan besar yang dihadapinya bermula dari satu langkah kecil. Langkah yang sukses menghancurkan hidup Shena dalam sekejap. Merenggut senyum keluarganya, merampas mimpinya, seseorang yang ia cintai dan mempertaruhkan masa depannya di sekolah. Taktik Domino memang sangat mematikan, namun menjadi sarana memuaskan pada pelaku balas dendam.

Arez menghubungi salah satu kontak di handphonenya sembari duduk tidak sabar di cafe rooftop. Beberapa kali sambungan teleponnya tidak tersambung hingga membuat laki-laki belasan tahun itu geram.

"Sorry banget, hape gue kesilent njir." Suara laki-laki yang begitu familiar di telinga Arez itu membuatnya menoleh dengan tatapan tajam.

Tatapan malas Arez beralih pada seorang laki-laki dengan kemeja navy di hadapannya."Gue bakar lama-lama ini gedung."

Laki-laki di depan Arez tertawa, dia Levin. Ia tentu saja hafal tabiat mantan kakak kelasnya di SMA Cakarawala. Arez Airlangga tidak suka menunggu untuk urusan yang terbilang mendesak baginya, dan Levin mulai menerka-nerka alasan itu. "Jadi, ada angin apa lo nemuin gue? Curhat soal Kak Chelsy?"

Arez mengumpat.

"Santai Bang, ngegas mulu. Abis isi bensin?" Levin, adik kelas sekaligus teman satu tongkrongannya di SMA Cakrawala itu nyengir tanpa dosa.

Arez memang tidak punya cara lain selain menghubungi adik kelasnya yang jarang bertingkah benar ini. Arez butuh informasi dan orang kepercayaan yang bisa ia gunakan. "Relience Club masih punya relate sama Vionce cabang Surabaya? Gue butuh orang dalem di Vionce."

Levin menghempaskan dirinya ke sandaran kursi, ia tampak mengingat-ingat sesuatu. "Kalo Relience pure punya bokap dan keluarga gue. Walaupun vionce anak cabangnya Relience tapi gue gak pegang saham gede di sini."

"Tapi lo masih keitung punya pengaruh kan di Vionce?"

Levin menggeleng, "Gue gak terlalu merduliin cabang di Surabaya, karena ya..gue emang stay di Jakarta dan jarang banget ke sini kecuali urusan penting kayak minggu ini. Setahun sekali mungkin." Levin mengedikkan bahu, "Pemegang kendali Vionce cabang Surabaya tahun ini siapa gitu, gue lupa."

Arez menggertak, ia heran dengan adik kelasnya yang merupakan calon penerus bisnis enteirten itu. "Lo dengerin rapat pas mabok apa gimana?"

Levin terkekeh, "Yeu, gue gini-gini belajar jadi penerus bisnis keluarga sejak awal. Gak kayak lo bucin terus sampe mampus."

My Guardian Angel [MGA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang