My Guardian Angel [MGA]

10. 🌹 Fine

Hallo❤
Maafin Shan ya karna up nya jarang-jarang.
Beberapa bulan yang lalu Shan lagi banyak kegiatan:(

Tapi Shan udah siapin part lanjutannya dari jauh-jauh hari kok:))

Jangan lupa tekan 🌟

Hope you like it❤

🌹🌹🌹

••
Orang hebat kaya lo itu akan selalu dihadapkan
dengan orang bodoh yang hanya mengandalkan mulut untuk menjatuhkan.
••

Kiki Ramadhan

••
You defend her? Fine.
••

My Guardian Angel

🌹🌹🌹

Jill Scott Hate On Me🎵

••

"Cogan?"

Pertanyaan sederhana yang baru saja meluncur dari bibir Kiki seolah langsung terjawab ketika suasana kelas menjadi hening dadakan. Bahkan suara nyamuk pun tak terdengar.. atau memang di kelas itu tidak ada nyamuk ? Entahlah.

Terlihat sosok cowok bertubuh proporsional tengah berdiri di depan kelas, tepatnya di samping Bu Gita. Cowok dengan seragam atasan putih yang terlihat cukup mencetak dada bidangnya. Kedua lengannya cukup menjelaskan bahwa ia memang doyan nge-Gym atau mungkin cogan yang satu ini adalah seorang atlet? His body is perfect.

Tak cuma memiliki tubuh yang terbilang perfect untuk anak seusianya, cowok yang sedang berdiri di depan kelas itu juga memiliki paras yang menawan. Alis tebalnya, iris mata coklat terangnya yang memikat. Hidung mancung mulusnya, dan juga bibir merah pucat yang bagi Shena terlihat kissable.

Gue kan cuma mengagumi karya Tuhan. Batin Shena tersenyum jahil.

Bu Gita, yang terlihat heran kuadrat saat mendapati kelas 'Selepat' mendadak tenang, akhirnya mulai angkat bicara. "Selamat pagi anak-anak." Ujar wanita paruh baya itu dengan penuh senyuman.

Seisi kelas menyahut berbarengan seperti biasa, bedanya raut wajah datar di antara para siswi mendadak berubah menjadi secerah mentari pagi. "Selamat pagi Bu Gitaaa." Intonasi pelafalan sapaannya pun terdengar lebih bernada.

Namun, meskipun suasana kelas mendadak berubah. Menjadi lebih kondusif, dan para siswi jadi lebih murah senyum, Bu Gita tak mau ambil pusing. Ia hanya mengambil sisi positif dari situasi ini. "Nah, Kalian pasti belum kenal kan sama cowok ganteng di depan ini." Walikelas 11 Mipa 4 itu seolah bisa menerka isi pikiran para siswi di kelasnya.

Semuanya menggeleng khidmat. Kecuali..

"Udah kenal Bu!" Suara Shena terdengar datar namun sukses mengundang riuh di kelas.

Sahutan demi sahutan dari para siswi pun bergantian terdengar, seolah mereka menganggap gadis itu menganggu moment dan sebagainya.