35. 🌹 About Heart 3

289 27 1
                                    

••
About heart, kalau memang hatinya untuk kamu. Apapun kendalanya, dia gak akan biarin kamu
kenapa-napa.
••
My Guardian Angel

  🌹🌹🌹

Dinginnya malam makin menyelimuti Kota Surabaya tepat pada hampir pukul 1 pagi. Arez yang tampak lelah langsung berjalan menuju tempat dimana gadis yang hampir tewas terlindak truck, kini terkapar di trotoar. Arez mengamatinya, gadis itu berada dalam kondisi antara sadar dan tidak. Ia mengecek seluruh tubuh Shena yang sepertinya baik-baik saja. Tidak ada luka, lecet ataupun goresan.

Arez mengadah, menatap langit malam. Ia bersyukur kepada Tuhan, sangat bersyukur. Telat sedikit saja, nyawa gadis ini pasti sudah tidak tertolong. Dan entah bagaimana rasanya jika Shena benar-benar pergi dari hidupnya. Arez tak ingin memabayangkan. Bahkan ia tak memerdulikan nyawanya sendiri sejak tadi, sejak ia mengebut dijalanan, sejak ia terjun bebas ke jalanan untuk menarik tubuh Shena. Dan, ia tak merasakan apapun padahal tangannya bercucuran darah akibat silet yang digoreskan oleh perempuan laknat itu. Perempuan yang melakukan percobaan pembunuhan terhadap Shena. Arez tak akan pernah bisa memaafkannya.

Arez melihat ke jalanan, disana, gantungan rabbitcute yang diberikan Chelsy sudah tak berbentuk. Entah mengapa tadi gantungan itu terlepas dengan sendirinya. Hingga kepala kelinci itu terlindas truck dan dakronnya hampir berceceran akibat jahitannya lepas. Gantungan itu sudah tak berbentuk.

Pandangan Arez langsung beralih pada Shena. Setelah memastikannya baik-baik saja, Arez menyelipkan tangannya dibalik leher dan lutut Shena. Ia membawa gadis itu ke mobilnya yang tadi ia parkir sembarangan. Arez mengecek suhu tubuh Shena yang sedikit panas. Ia memandangi wajah gadis itu lagi. Memastikan setiap incinya baik-baik saja.

Shena menggeliat, gadis itu mengerang sambil memegang kepalanya. "Pus.."

Arez mengernyit. "Pus?"

Gadis bergaun hitam lengan pendek dan berpotongan selutut itu memijat dahinya. "Pusing."

"Oh.." Cowok itu tersenyum, tangannya tergerak refleks mengusap rambut hitam legam Shena.

"Pusing." Lirih gadis itu lagi.

"Iya tidur aja. Lo aman." Arez berkata lembut dan membuat gadis itu meliriknya.

Shena tentu mengenali suara itu. Ia berada pada perbatasan dimana kesadaran dan ketidaksadarannya berebut mengusai diri. "Arez."

Arez menoleh, "Ya?"

"Makasih." Titah Shena, masih terpejam.

"Untuk?"

Gadis itu memalingkan kepalanya kearah Arez. Cowok itu sedang menyetir, dan setiap semenit sekali ia mengecek keadaan Shena yang duduk di sampingnya.

"Menyelamatkanku?" Ujarnya seolah bertanya pada dirinya sendiri.

Arez tersenyum, senyum paling tulus yang pernah ia tunjukkan meskipun Shena tak melihatnya."Tidur. Katanya pusing."

Shena tak menyahut. Ia benar-benar memejamkan matanya. Membiarkan Arez mengemudi dengan tenang. Membiarkan Arez melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah, tanpa peduli jika tangannya terluka. Rasa sakit, perih dan darah yang nyata di depan matanya tak mendapat respon apapun dari Arez. Cowok itu mengabaikan lukanya. Hatinya berkata, ada yang lebih penting dibanding keselamatannya sendiri.

My Guardian Angel [MGA]Where stories live. Discover now