33. 🌹 About heart

277 24 0
                                    

••
Karena hingga detik ini, di seluruh dunia. Belum ada obat yang ampuh untuk menyembuhkan patah hati.
••
-Aldrian-

My Guardian Angel
🌹🌹🌹

Arez turun dari mobilnya dan mendapati Shena masih menunduk dihadapannya. Gadis itu terlalu menekuni kedua sepatunya yang menapak pada lapangan parkir. Seolah ada yang sangat menarik di sana sehingga ia mengabaikan pandangan Arez.

"Yakin pulang bareng gue?"

Jantung Shena serasa melecus kala mendengar pertanyaan sesederhana itu. Biasanya Arez tak pernah bertanya. Biasanya Arez tak pernah banyak bicara dan selalu semaunya sendiri. Lantas maksud pertanyaan barusan apa?

Gadis itu menggaruk tengkuknya, "Em, iya, gue anu."

Tangan Arez menarik dagu Shena dengan lembut, membuat keduanya saling bersitatap sekarang.

"Kalo diajak ngomong, liat lawan bicaranya."

Desiran aneh itu muncul lagi, Shena merutuki dirinya yang selalu menjadi seaneh ini saat berhadapan dengan Arez. Entahlah sejak kapan, namun rasanya Shena ingin berlari sejauh mungkin dan menghindari makhluk didepannya yang selalu sukses mengundang gemuruh di dirinya.

"Aldrian ada rapat osis." Tukas Shena cepat.

Arez hanya mengangguk sekali, ia terlihat santai dan tak berminat menanggapi.

"Oh, oke."

Shena dengan cepat langsung masuk ke mobil berwarna merah itu. Tanpa mengidahkan Bima dan Kanzia yang jelas-jelas mencuri pandang kearahnya sedari tadi. Tentu saja Bima menaruh curiga yang besar pada keduanya.

Gadis berkepang dua itu menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi mobil seraya memejamkan mata. Ia ingin menghapus segala kejadian di hari ini yang berlalu begitu cepat. Bermula dari Aldrian yang memintanya menjadi pacar.

"Seatbeltnya."

Gadis itu membuka mata, menarik sabuk pengaman dan memasangkannya. Ia ingin sekali menumpahkan semua uneg-unegnya. Karena memang Shena bukan tipe orang yang gemar menutupi sesuatu.

"Tadi jadi rapat sama Lolly? Jadwal latihannya kapan aja?" Shena memecah keheningan.

Sementara Arez masih fokus menyetir, tatapannya sama sekali tak beralih selain pada jalan di depannya yang cukup lenggang.

"Jadi. Kenapa lo gak tanya sama pacar lo aja? Mau nemenin dia latian kan?"

Argh, cukup sudah!

Shena ingin mengumpat, namun ia berusaha mengendalikan diri. Maksudnya bertanya adalah untuk membahas Lolly. Bukan Aldrian. Mengapa Arez menjadi sesensitif ini?

"Lo kan kaptennya." Jawab Shena enteng.

Arez tersenyum miring, tapi sedetikpun ia tak tertarik melihat raut wajah Shena yang berusaha setenang mungkin.

"Oh, jadi lo pinginnya pacar lo yang jadi kapten. Gitu?"

Shena memegang kepalanya yang berdenyut, "AREZ!"

My Guardian Angel [MGA]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora