30. 🌹 Don't say yes

285 27 8
                                    

••
You are the last thing I want to see in a powerless position.
••
-Aldrian Brawijaya-
°°
My Guardian Angel
🌹🌹🌹

       🎵Adera, Lebih dari Indah🎵
  
   Seluruh siswa siswi SMA Internasional Nusantara berkumpul di halaman utama sekolah berlantai empat dengan lima gedung berfasilitas kelas atas itu. Para siswi yang mengenakan seragam khas Nusantara yaitu Merah maroon dan rok hitam yang designnya lebih mirip rok SD itu ramai-ramai mengerumuni pusat dari segala perhatian seantero Nusantara.

Pusatnya, Aldrian Brawijaya.

Cowok dengan seragam atasan maroon yang kontras dengan kulit putihnya itu memegang mikrofon, rambutnya dibiarkan acak-acakkan tidak seperti biasanya. Ia juga tak mengenakan atribut dasi dan juga dua kancing terbawah seragamnya lupa ia kancingkan. Aldrian lebih terlihat semerawut daripada biasanya. Kantong matanya terlihat bagaikan orang yang begadang semalaman untuk mengerjakan tugas, padahal guru jurusan IPS tak ada yang sekiller guru IPA dalam memberikan tugas. Jadi seharusnya prince yang satu ini dapat tidur dengan cukup setiap harinya.

Aldrian hari ini lebih terlihat hot daripada biasanya. Meskipun semerawut, tapi pesona berantakan seorang cogan selalu mampu membuat sesak nafas bukan?

Kerumunan terdepan dipenuhi oleh siswi, harap maklum. Namun ada satu cowok yang berdiri tak jauh darinya, yaitu Bima, yang ini juga harap maklum. Aldrian tak pernah jauh-jauh dari Bima. Begitu pula sebaliknya.

"Al, lo ngumpulin cakra sebelum ngomong ato lo lupa naskah?" Bisik Bima dari belakangnya. Membuat cowok yang mencengkram mikrofon hitam itu menghembuskan nafas kasar.

Aldrian menoleh sedikit, "Lo liat aja, rencana B bakal lebih baik dari rencana A."

"Itu karna rencana B dibuat sama yayang Ana." Cengiran khas Bima langsung menghiasi bibir tebalnya. Namun pelototan Aldrian langsung membuyarkan semuanya.

Bima menyatukan kedua tangan seperti iklan sirup saat berlebaran, "Ampuni hamba, kakak ipar."

"Sebelum lo deketin Ana, gue punya satu syarat."

Bima langsung antusias, wajahnya mendadak cerah secerah matahari pagi, "Apa? Apa? Apa?"

Aldrian menjauhkan mikrofon dari bibirnya, dan membisikkan sesuatu di telinga Bima. "Selfie sama Hugo."

"Lo kalo mau bunuh gue bilang Al!" Pekik Bima mendadak histeris, ia tak sampai hati membayangkan dirinya berada di samping anjing galak kesayangan Ano itu. Bisa-bisa wajah tampannya mendadak tak berbentuk.

"Pfft.."

"Jadi di jam pertama ini, kalian berkumpul di lapangan utama sekolah kita tercinta untuk mendengarkan kampanye pemilihan ketua OSIS oleh dua kandidat kita." Suara Pak Supripto langsung mengheningkan gegap gempita.

Pria paruh baya berseragam khas yayasan Nusantara itu menunjuk Aldrian, "Yang pertama, Aldrian Brawijaya dari kelas 11 IPS 1."

Pekikan histeris dan tepuk tangan membahana langsung terdengar memenuhi lapangan.

Kemudian telunjuk pria itu beralih pada Bima, "Yang kedua, Bima dari kelas 11 IPS 1."

My Guardian Angel [MGA]Where stories live. Discover now