45. 🌹 HOME

230 20 3
                                    

Never leave a girl who cries for you. Because it means that the girl really loves you.

M Y   G U A R D I A N   A N G E L

•••

She knows how I'm feeling

She banishes all my demons

So easy, like breathing

She bandages all my bleeding

She knows how I love her

We take it down undercover

She gets me, she sees me

I hope that she'll never leave me

I hope that she'll never leave me

(Never Leave Me - Avicii)

•••

SHENA berdiri di depan salah satu kamar di apartement ini. Tadi gadis itu sudah bertemu dengan Theo dan Fandy yang menjemputnya di lobby serta mengantarkannya kemari. Mereka terlihat pasrah, mereka tadi menceritakan jikalau Arez tidak makan sejak kemaren malam. Arez hanya diam saat diajak biacara. Namun saat Arez terlelap, tak sengaja, mereka mendengar Arez mengigau nama Shena.

Gadis itu menggeleng. Mungkin mereka salah mendengar. Mana mungkin Arez mengigau namanya? Yang ada cowok itu benci setengah mampus pada Shena yang selalu ia katakan menyebalkan. Kalaulah ia mengigau pasti karena ia mimpi buruk. Shena yakin itu.

Sejak kedatangan Arez di sekolah setelah kepergiannya berhari-hari, Shena tahu ada sesuatu yang terjadi pada laki-laki itu. Ada sesuatu luka besar yang Arez tutupi dalam sorot matanya, ada sesuatu perih yang disamarkan dengan sikap dinginnya. Arez hanya tidak tahu, ia tidak tahu bagaimana bersikap yang benar dalam ketidaksiapannya menghadapi kekecewaan.

Gadis ramping itu masih berdiri diambang pintu yang tertutup. Dengan takut, ia mengetuknya dua kali.

"Gue bilang pulang, kalian budeg?"

Shena meneguk salivanya. Itu suara Arez. Tampak begitu berat dan serak. Ia yakin Arez sangat terpukul untuk suatu alasan.

Tanpa menghiraukan peringatan Arez, Shena kembali mengetuk, bahkan lebih keras.

Dari dalam, terdengar umpatan Arez. Namun Shena tidak peduli. Ia malah memberanikan diri membuka pintu kamar di depannya yang untungnya tidak di kunci.

Dan disanalah Arez, cowok itu duduk disudut kamar, bersandar pada ranjang sambil memeluk lutut. Ia memandang keluar jendela. Cowok itu sepertinya baru saja mandi, rambutnya basah. Bahkan ia tak menggunakan atasan, shirtless. Hanya celana hitam selutut.

Shena menggaruk tengkuknya. Cobaan apa ini? Melihat Arez shirtless disaat yang tidak tepat. Sebenarnya jantungnya sudah jumpalitan sejak tadi, namun ia berusaha santai dan malah duduk disamping Arez.

"Maaf gue kesini, gue tadi-"

"Back to ur home." Hanya itu yang Arez katakan. Tatapannya terus tertuju paa jendela kaca lebar yang serupa pintu namun tidak dapat terbuka.

Shena meringis. "Gue jauh-jauh kesini cuma mau liat lo."

"Lo udah liat gue, kan? Pulang." Jawabnya, masih enggan menatap gadis itu.

My Guardian Angel [MGA]Where stories live. Discover now