27. 🌹 Night

292 30 0
                                    

Di dunia ini, siapa memangnya yang ingin kehilangan sahabat terbaiknya?
•••
-Shena Angeline-
°°°
MGA
🌹🌹🌹

"Arez!"

Cowok itu menoleh sekilas, mendapati raut kesal yang tercetak jelas di wajah Shena. Gadis itu benar-benar menagih janjinya. Dan Arez hanya berdiam memandangi langit yang tampak jelas dari balkon lantai dua rumah ini. Ia menghirup sebanyak yang ia mampu, kemudian menghembuskannya. Lalu menatap Shena intens, membuat gadis yang hendak mengomel lagi itu terdiam.

"Jadi, bagian mana yang lo kepo dari cowok seganteng gue?"

Shena tergelak sambil menabok punggung Arez, namun cowok itu tampak biasa saja. Datar dan hanya menoleh tanpa ekspresi.

"Kepedean lo ndro!" Cibir Shena. Lagi, Arez masih melihatnya dengan wajah sedatar talenan. Sehingga gadis itu berdehem, "Oke, lo emang ganteng. Puas?"

"Gak. Tanpa lo bilang pun gue udah cukup sadar diri."

Shena berdesis, "Lu resek ya kalo malem. Eh gak deng, pagi-siang-sore-malem lo selalu resek."

Cowok itu menatap lurus-lurus kelangit, mengabaikan tatapan sebal dari gadis cantik di sampingnya. "Kayak dirinya enggak aja."

"Ck, sialan."

Shena mengamati wajah Arez lamat-lamat, seolah ia sedang meneliti raut kelelahan itu dan mencari mikrobakteria paling kecil yang mungkin ada di wajah mulus bersih tanpa noda dan jerawat itu. Gadis itu berdecak, "Papa lo orang asing ya?"

"Papa gue bukan alien."

Gadis itu mengibaskan tangan, "Maksud gue, papa lo orang luar negeri kah?"

Dan Arez menautkan kedua alisnya, iris coklat terangnya masih tetap bersinar dibawah rembulan yang bahkan tak sebenderang mentari, namun iris coklat itu tetaplah memikat di bawah gelapnya malam. "Papa gue orang Ausy, mama asli Indonesia. Mereka ketemu di Bali."

Gadis itu mangut-mangut, "Papa lo jutek gak? Soalnya seinget gue mama lo ramah parah sama orang."

Arez mengangguk, "Papa dingin ke orang lain, tapi hangat cuma sama mama doang."

"Ihhh So Sweet! Berati lo juga gitu dong? Lo kan kayaknya nurun bokap lo!" Gadis itu tampak antusias.

Iris coklat terang itu menatapnya lagi, "Lo ngerasa gue mirip papa gue?"

"Yap! Dan lo bakal memperlakukan cewek lo nanti dengan spesial dong. Ah, gue jadi mau jadi cewek lo."

Arez langsung menatapnya horor, "Perut gue mules. Gue tidur duluan."

"AREZ GUE BERCANDA!" Kesal Shena, ia menabok punggung Arez dengan ganas. "Gue tetep suka sama Aldrian tau!" Lanjutnya dengan penuh semangat.

Dan cowok di sampingnya itu mengernyit, ia heran dengan jalan pikiran Shena. Aldrian yang tak pernah mengerti perasaannya, tak pernah peka terhadap perasaannya, bahkan hampir membuatnya celaka, tapi Shena tetap menyukainya. Ini perwujudan ketulusan cinta atau suatu kebodohan yang klimaks?
"Segitu sukanya lo sama Aldrian?"

My Guardian Angel [MGA]Where stories live. Discover now