43. 🌹 Goodbye

303 21 2
                                    

••
Semua yang terjadi itu gak
ada yang perlu disesali. Tuhan mempertemukan kita dengan tiap-tiap orang supaya kita berproses.
••
M Y  G U A R D I A N  A N G E L

🌹🌹🌹

"Kalo sakit, gak usah dilihat Kak."

Arez memalingkan wajahnya, tatapannya berubah semakin sendu. Arez tak sampai hati menyaksikan semua ini, wajah yang dulu hanya bahagia saat bersamanya kini tersenyum hangat saat berdiri berdampingan dengan laki-laki yang terlampau jauh dalam usia. Tepat di depan sana, perempuan dengan balutan gaun putih tulang tengah tertawa kecil seraya bersua dengan gelas cantik di tangannya. Ia terlihat teramat bahagia, dan terlihat begitu melupakan Arez.

"Kadang seseorang dipertemukan bukan untuk disatukan." Lanjut gadis berdress maroon di sampingnya. Dia Aleta, Arez sengaja mengajaknya kemari atas usul Fandy.

Dulu, jauh sebelum Arez menyukai Chelsy, ia sempat jatuh cinta pada adik kelasnya. Gadis jurnalistik yang entah mengapa begitu memenuhi kriterianya, cantik, tinggi, anggun, cerdas dan berbakat. Dia Aleta, dan Arez memang pernah menyatakan cintanya pada adik kelasnya itu. Sayangnya, Aleta memang tidak mau terlibat urusan percintaan dan Arez menghormati keputusan Aleta. Meski begitu Aleta juga mengakui jika ia tertarik pada Arez. Dan hubungan keduanya tetap berjalan baik layaknya kakak dan adik hingga saat ini.

Kini, perasaan Arez telah sepenuhnya mati dan tak berbentuk. Chelsy Carolina sukses menghancurkannya tanpa ampun. Ia memilih memutuskan Arez dan bertunangan dengan pria tua yang Arez sendiri malas mengingat namanya. Gadis lugu yang begitu polos ternyata sanggup membuatnya begitu terpuruk. Arez perlu memberinya standing applause untuk rekor menghancurkan hati paling menyakitkan.

"Leta yakin, Kak Arez pasti bakal dapetin yang lebih baik dari Kak Chelsy, mengingat tampang dan juga nama belakang Kakak."

Arez tersenyum, Aleta benar. Siapa juga yang tidak mengenal Airlangga's Group di Jakarta? Dan Arez menyandang nama belakang keluarga Airlangga bahkan tercatat sebagai putra tunggal di keluarganya. Arez juga sadar jika ia memiliki tampang di atas rata-rata.

"Iya, gue tau lo masih suka sama gue." Arez menaik turunkan alisnya menggoda Aleta.

Aleta mendelik. Bukan itu point yang ingin ia sampaikan. "Astaga pedenya itu lho Kak."

"Lo kan pernah bilang kalo gue ganteng." Ujar Arez penuh percaya diri.

Alis Aleta tertaut sempurna. Diingat beberapa kali pun ia tidak merasa pernah mengatakan hal tersebut pada Arez. "Kapan?"

"Andai lo dulu gak nolak gue, mungkin gue gak bakal kenal Chelsy." Suara lirih penuh penyesalan itu keluar dari bibir merah pucat Arez.

"Kak," Aleta menatap prihatin laki-laki dengan balutan jas abu-abu tersbeut. "Semua yang terjadi itu gak ada yang perlu disesali. Tuhan mempertemukan kita dengan tiap-tiap orang supaya kita berproses."

Bibir Arez berkedut. Entah mengapa ia selalu tertarik menjahili Aleta. Jika dulu ia hanya tertarik untuk merebut perhatian gadis ini, sekarang perasaannya berubah menjadi kasih sayang kakak terhadap adik. "Kayak lo ketemu Nicholas, gitu?"

"Kita gak lagi bahas dia ya!" Pekik Aleta setengah jengkel. Ia memang selalu terlibat dalam berbagai urusan dengan manusia bernama Nicholas tesebut.

Arez tertawa, ia tahu dari Fandy dan Theo jika Aleta memang sedang dekat dengan Nicholas. "Muka lo merah, Ta."

"Kak Arez sih, rese!" Hanya itu yang Aleta katakan, dan Arez bisa langsung menyimpulkan jika memang ada sesuatu yang terjadi diantara Aleta dan Nicho.

My Guardian Angel [MGA]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz