1 - Berawal Dari Atap

10.6K 711 109
                                    

Follow Instagram thothor ya, sebagai bentuk dukungan:')
@gardinavy01_
@wattpadgardinav_

•••••

Semoga karya ini bisa buat kalian betah bacanya. Ini baru awal, thothor yakin kalian bakal di buat tercengang dan sedih sama konflik yang nantinya akan hadir. So, tungguin terus yaaa!💕

▫️▫️▫️▫️▫️

"Lebih baik lo nangis daripada hati lo yang teriris."

▪️▪️▪️▪️▪️

Pagi ini, SMA Rajawali sudah terlihat sangat ramai. Suasana gerbang sekolah sudah sangat di padati orang-orang yang akan memasuki kawasan sekolah tersebut. Parkiran motor dan mobil pun sudah sepenuhnya terisi.

Di sisi lain ada salah satu siswa yang baru saja keluar dari rumahnya. Dia terlihat tergesa-gesa saat menaiki motor sportnya yang berwarna hitam. Dia langsung menggunakan helm full face miliknya untuk menuju ke sekolahnya yang ia yakini sebentar lagi akan ditutup gerbangnya.

Di perjalanan, dia hanya bisa berkomat-kamit merapalkan doa. Dia berharap kalau gerbangnya akan ditutup setelah dia tiba di sekolah.

Semesta bersyukur karena doanya di ijabah oleh Tuhan. Gerbangnya baru ditarik untuk ditutup saat motor Semesta memasuki wilayah sekolahan tersebut.

"PAK ACEP!" panggil Semesta dari motornya.

Yang di panggil namanya menengok untuk memenuhi panggilan Semesta, "Pak Asep bukan Pak Acep."

"Aduh, lidah saya kidal huruf S, Pak."

"Itu sih nyebutin S ya?" gumam Pak Asep pada dirinya sendiri.

"Makasih, Pak, udah nunggu saya," kata Semesta.

"Siapa yang nunggu kamu?"

"Itu sih Bapak tutup gerbang abis saya masuk."

"Emang waktunya buat ditutup."

"Yah, saya kira Bapak nutup setelah saya masuk. Tadinya mau saya kasih sesuatu."

Mata Pak Satpam berbinar. "Kasih apa, Mas?"

"Kasih terima kasih." Semesta tertawa lalu kembali melajukan motornya untuk di parkirkan.

Semesta memarkirkan motor sport berwarna hitamnya di salah satu tempat yang kosong. Setelah itu, Semesta langsung buru-buru menuju kelasnya karena tadi dia sudah mendengar suara bel menyapa telinganya.

Walaupun Semesta buru-buru, Semesta tetap jalan santai menuju kelasnya. Dia tidak mau kalau dia menghabiskan tenaganya hanya untuk lari. Padahal dia yakin kalau dirinya kembali terlambat pasti tidak akan di beri masuk ke kelas. Apalagi sekarang pelajaran agama.

"Pokoknya kalau Pak Tohir udah masuk, gue gak akan masuk."

"Kuping gue bisa berdarah denger dia kultum."

"Di tambah lagi gue telat. Gue yakin, itu bakalan lama lebih lama dari gue nungguin cinta si Putri."

"Eh, Putri apa Salsa sih?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Au ah, bodo amat. Yang penting doi gue cuman satu, Viana."

Semesta memberhentikan langkahnya saat dirinya sudah hendak sampai kelas. Dia mengendap untuk mengintip ke kelasnya. Dia melihat sekeliling yang sudah terlihat sepi karena kelas sudah mulai pembelajaran.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Where stories live. Discover now