27 - Pecahan Kaca

2.1K 248 92
                                    

"Jika sebuah luka yang mampu membuat semua seperti semula. Aku rela terluka agar kembali bersama."

▪️▪️▪️▪️▪️

Setelah kemarin Risa ada dan memberikan beberapa nasihat pada Bulan. Bulan jadi kembali memikirkan tentang tindakannya yang akan melaporkan Semesta. Lagi pula benar apa yang di katakan Risa padanya kemarin.

"Lan, nyokap lo orang yang lahirin Kak Raga aja bisa nerima permintaan maaf Kak Esta. Kenapa lo gak bisa kasih maaf buat Kak Esta? Kak Esta 'kan udah banyak ngelakuin hal buat minta maaf sama lo."

Perkataan Risa benar-benar terus memutar di otak Bulan sampai pagi ini. Ya, pagi ini Bulan sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Bulan berangkat sendiri menggunakan motornya. Sungguh, Bulan sampai sekarang belum menemukan keputusan tentang Semesta. Bulan belum bisa memutuskan sekarang ini.

Bulan baru saja memarkirkan motornya. Setelah itu, dia langsung melangkahkan kakinya menuju ke kelas. Hari ini Bulan benar-benar bukan Bulan yang seperti biasanya. Bulan terlihat diam saja dan tak seaktif biasanya.

"Hp," gumam Bulan saat menyentuh sakunya dan tak menemukan ada ponsel miliknya di sana.

"Hp gue mana sih?" Bulan membongkar isi tasnya. Namun, ponselnya tidak ada di sana.

Tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan ponsel miliknya kepada Bulan. Saat Bulan melihat orang itu, ternyata dia adalah Semesta. Ya, Semesta adalah orang yang menemukan ponsel Bulan entah di mana.

"Tadi ada di motor lo," ucap Semesta.

Bulan menerima ponsel tersebut. Setelah itu, Semesta pergi tanpa mengucapkan hal apapun lagi. Bulan jadi bingung dengan tingkah Semesta yang tak seperti biasanya. Semesta benar-benar orang yang berbeda.

Bulan tak mau terus memikirkan Semesta. Tapi tiba-tiba perkataan Risa tentang Semesta kembali terlintas. Bulan ingat kalau Bulan benar-benar melaporkan Semesta, itu tandanya Bulan akan menghancurkan masa depan Semesta. Bulan benar-benar jadi orang yang jahat.

"Bulan!" Panggilan tersebut membuat Bulan menoleh dan mendapati Risa.

Risa langsung menghampiri Bulan, "baru dateng?" tanya Risa.

"Udah dari tadi kok."

Risa menautkan alisnya, "kok masih di sini?"

"Tadi hp ketinggalan."

"Oh," ucap Risa sambil mengangguk-angguk.

"Ris!"

Risa menoleh, "kenapa?"

"Kayaknya gue gak jadi laporin Esta deh."

"Lo serius?!"

Bulan mengedikkan bahunya, "gue belum tau. Tapi, dia kelas dua belas. Gue gak tau mimpi apa yang lagi dia kejar. Yang pasti, gue gak mau ngancurin mimpi dia."

Risa menatap Bulan dengan tatapan haru, "Lan, ini baru Bulan yang gue kenal." Bulan tersenyum mendengarnya.

Bulan sedang di koridor untuk menuju ke toilet ssbelum pergi ke kantin. Saat di jalan, dia berpapasan dengan Semesta yang sedang berjalan bersama salah seorang temannya. Bulan tidak tau pasti siapa laki-laki yang ada bersama Semesta. Tapi, Bulan yakini dia adalah teman kelasnya Semesta.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang