14 - Permintaan Maaf

3K 293 78
                                    

"Kesalahan buat sesuatu yang udah dia janjiin itu susah di maafin. Tapi, itu resiko saat lo kasih kepercayaan buat dia."

▪️▪️▪️▪️▪️

Semalam Semesta datang ke rumah Bulan. Tapi, Bulan sama sekali tak mau menemui Semesta walaupun mamahnya sudah bersikeras membujuk Bulan. Berakhir lah Semesta pulang tanpa maaf dari Bulan.

Pagi ini, Bulan akan berangkat menggunakan busway. Padahal hari Jumat kemarin Semesta bilang akan menjemput Bulan selama motor Bulan ada di bengkel. Dan karena kejadian kemarin Bulan sanhat kesal dengan Semesta, entah apa alasan spesifiknya.

Bulan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Dia juga sudah mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda. Dia harus berangkat lebih pagi karena busway di hari Senin seperti ini pasti akan ramai tanpa terkecuali.

Bulan sudah ada di halte. Dia berdiri memandang ponselnya sambil menunggu busway yang akan membawanya ke sekolah.

Saat sampai ke sekolah, Bulan langsung berjalan menuju ke kelasnya. Dia berjalan tanpa melihat bahkan menyapa orang di sekitarnya. Jujur, Bulan benar-benar merasa tidak memiliki mood hari ini.

"Lesu amat," kata Risa saat Bulan duduk di bangkunya.

Bulan menoleh ke arah Risa yang sibuk memakai topi sekolah di kepalanya, "males upacara," kata Bulan.

"Mimpi apa lo?" kata Ulfa.

"Gak mood."

Risa berdecak, "ck, ayo pake topi lo. Gue gak mau di hukum gara-gara ngeladenin ke gak mood an lo ya."

"Nah bener," kata Ulfa.

"Males," ucap Bulan lalu menaruh kedua tangam di atas meja dan siap untuk menidurkan kepalanya juga.

Untungnya Risa sigap dengan pergerakan Bulan. Dia langsung menarik tangan Bulan agar Bulan tidak bermalas-malasan. Ulfa juga langsung meraih topi Bulan yang ia taruh di tasnya.

"Gue capek, naik busway tau," kata Bulan.

"Gak peduli, Lan, kita upacara," kata Risa.

"Iya, bener kata Risa," ucap Ulfa, "nih, pake topi lo." Ulfa langsung memakaikan topi milik Bulan ke kepala pemiliknya.

Akhirnya, berkat paksaan kedua temannya, Bulan berhasil mengikuti upacara dengan lancar. Dan kini, Bulan sudah kehilangan mood jeleknya. Buktinya Bulan sedari tadi tertawa dengan kedua temannya setelah dari kantin. Seperti biasanya Bulan akan membeli susu kotak sehabis upacara.

Saat mereka berjalan di koridor menuju ke kelasnya. Tiba-tiba ada seseorang yang membuat langkah mereka terhenti. Ternyata orang itu adalah Semesta.

Ya, Semesta Dirgantara kakak kelas mereka. Semesta masih memakai tasnya. Sepertinya Semesta tidak mengikuti upacara tadi. Terlihat dia baru datang. Dan Bulan yakin akan hal itu.

"Mau apa sih, Kak?" tanya Ulfa.

"Mau ngobrol sama Bulan," jawab Semesta.

"Gue gak mau ngobrol sama lo," kata Bulan bergegas untuk pergi. Namun, tangannya berhasil di cekal oleh Semesta.

"Sebentar aja." Semesta berusaha membujuk Bulan.

Bulan memaksa melepaskan tangannya dari cekalan Semesta, "gue gak mau," kata Bulan penuh penekanan lalu pergi meninggalkan kedua temannya dan Semesta.

"Bulan marah sama gue?" tanya Semesta pada kedua teman Bulan.

"Sebenernya lo sama Bulan ada apa, sih?" tanya Ulfa.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Where stories live. Discover now