59 - Merubah Sesuatu

1.6K 207 166
                                    

Selamat Membaca, Bee^_^

Jangan lupa tap vote dan tinggalkan komentar, ya, untuk mendukung Semesta❤️

Terima kasih kalau sudah melakukan hal tersebut 💚

Maaf, ya, kalau cerita ini banyak kesalahan dan tak sesuai ekspetasi pembaca

Love you banyak-banyak♥️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Menolak kenyataan adalah salah satu cara menghindari kekecewaan. Namun sampai kapan kenyataan selalu ditolak?"

▪️▪️▪️▪️▪

Hari ini Fahrul bangun pagi-pagi sekali untuk merapihkan seluruh sudut rumahnya demi Bulan. Dia tidak mau membatasi Bulan berjalan kemanapun dan dia juga tidak mau kalau Bulan terluka dengan benda-benda yang ada di rumahnya.

Setelah cuci muka dan sikat gigi, Fahrul langsung keluar dari kamar. Dia berdiri sejenak di depan pintu kamarnya dan mengitari pandangannya ke seisi rumah untuk melihat apa yang sekiranya cocok untuk di rapihkan lebih dulu.

Fahrul memutuskan untuk merapihkan dapur lebih dulu. Dia langsung berjalan ke gudang untuk mengambil kardus besar yang nantinya akan dia gunakan untuk membungkus barang-barang yang akan di ganti nantinya.

"Semangat, Rul," gumamnya sebelum melakukan kegiatannya.

"Apa dulu, ya? Piring kali, ya?"

Fahrul langsung merapihkan piring-piring beling yang ada di semua sudut dapur ke dalam kardus. Setelah itu dia kembali membuka kardus lain untuk gelas dan barang pecah lainnya yang di gunakan. Bahkan guci yang menjadi pajangan pun Fahrul kemas. Setelah semua sudah masuk langsung ia simpan ke dalam gudang.

"Gue beli beberapa barang dulu kali, ya, sebelum Bulan bangun," gumam Fahrul.

Fahrul langsung menggunakan jaket dan bergegas menuju garasi untuk mengendarai mobil yang biasa dia pakai untuk membawa barang di distronya. Fahrul pergi ke penjual peralatan rumah tangga untuk membeli alat makan dan semua yang sebelumnya beling menjadi berbahan plastik.

Setelah selesai berbelanja tiga kardus berisi barang-barang yang Fahrul beli langsung di masukan ke dalam bagasi mobil. Fahrul segera pergi karena takut Bulan sudah bangun dan membutuhkan sesuatu.

Saat dia sampai di rumah ternyata Bulan masih ada di kamar. Dia masih tertidur lelap. Fahrul langsung menata barang yang ia beli ke rak piring.

Setelah selesai, Fahrul langsung bergegas untuk melapisi ujung meja menggunakan sesuatu yang empuk agar saat Bulan tak sengaja menabraknya, Bulan tak akan terluka. Sesuatu yang bisa menyandung Bulan pun ia lapisi dengan semua yang tak akan menyakiti Bulan.

Setelah hampir 6 jam Fahrul merapihkan rumahnya. Fahrul langsung menghembuskan nafasnya lega karena ia merasa Bulan akan baik-baik saja setelah ini.

"Semoga Bulan bisa nerima semuanya."

Suara bel rumah terdengar di telinga Fahrul. Fahrul yang masih bercucuran keringat langsung ke arah pintu untuk melihat tamu yang datang. Fahrul tersenyum senang ketika melihat kedatangan orang yang kini ada di hadapannya.

"Akhirnya Bibi dateng juga," ucap Fahrul karena melihat Bi Murni yang datang.

"Maaf, Den, Bibi baru bisa dateng sekarang."

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang