66 - Makna Lain dalam Surat

1.9K 212 291
                                    

Selamat Membaca, Bee^_^

Tolong berikan dukungan pada Semesta agar lebih di kenal dengan cara vote dan komentar, ya❤️ Terima kasih✨

Maaf kalau banyak kekurangan dan tak sesuai eskpetasi part ini♥️

Love you❤️

Part ini, ada beberapa gambar, ya😍

▪️▪️▪️▪️▪️


"Pahit dan manis memang racikan sempurna untuk kehidupan."

▪️▪️▪️▪️▪️

Kini Bulan sedang berada di taksi bersama dengan Semesta yang ada di sampingnya. Mereka baru saja pulang dari rumah sakit untuk mengecek keadaan mata Semesta dan mencari donor mata untuknya.

Semesta sedari tadi menggenggam tangan Bulan erat. Tapi Bulan justru merasa aneh dengan Semesta. Pasalnya dulu Semesta tak pernah seperti ini. Semesta terasa banyak berubah menurut Bulan.

"Ta, gue boleh ngomong nggak?" tanya Bulan.

"Apa?"

"Boleh nggak, sih, gue merasa aneh sama lo?"

"Aneh gimana?"

"Ya aneh, lo seakan banyak berubah."

"Berubah gimana?"

"Banyak banget. Contohnya ini," ucap Bulan sambil menunjukan tangannya yang sedang di genggam. "Dulu lo sama sekali nggak pernah genggam tangan gue kayak gini, lho."

Semesta tersenyum. "Emang nggak boleh gue genggam pacar tangan gue?"

"Bukan nggak boleh. Gue ngerasa aneh aja."

"Nggak usah banyak berpikir ya, Lan. Gue Semesta. Semesta yang sama." Bulan menjawabnya dengan tersenyum lalu mengangguk.

Bulan lebih dulu sampai di rumahnya. Tadi, Semesta memaksa Bulan untuk mengantarkannya sampai rumah.

"Pak, tolong anterin temen saya sampai rumahnya, ya, pastiin dia sampai masuk ke rumah," ucap Bulan pada supir taksi yang mengantarkannya.

"Kok temen?" kata Semesta.

"Males gue pacaran sama lo. Lo bau."

"Sembarangan. Lo juga bau. Nih cium tangan gue sampe bau gini gara-gara genggam tangan lo."

"Emang, punya doi, pengen banget gue tenggelamkan ke palung terdalam di dunia."

"Bodo," ucap Semesta.

"Udah, Pak, bawa pergi aja dia. Males saya liat mukanya, jelek banget."

"Udah, Pak, jalan aja. Males saya liat mukanya, jelek banget."

"Ngikutin lo."

"Bodo! Bye, Bulan. Gue pergi jauh!"

"Bodo!"

Setelah itu, mobil yang tumpangi oleh Semesta langsung melaju menjauh dari kawasan rumah Bulan. Bulan tersenyum menatap kepergian mobil tersebut.

"Ternyata dia emang bener-bener Esta," gumam Bulan lalu langsung masuk ke dalam rumahnya.

Bulan memutuskan untuk langsung pergi ke kamarnya. Dia melihat headset berwarna biru yang tergeletak di atas nakasnya. Melihat hal tersebut, Bulan langsung meraih headset yang selalu menemaninya saat dia buta lalu menggunakannya. Dia menggunakan MP3 dari Semesta.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Where stories live. Discover now