23 - Blokir dan Case

2.5K 257 108
                                    

"Romantis bukan jaminan hubungan bahagia."

▪️▪️▪️▪️▪️

Hari ini adalah weekend, hari Sabtu. Hari di mana seharusnya para siswa berlibur dan beristirahat. Tapi tidak dengan Bulan. Bulan justru harus menginjakan kakinya ke sekolah untuk melaksanakan ekstrakulikuler volly. Walaupun pertandingan menuju tingkat nasional masih beberapa bulan lagi. Mereka harus tetap latihan rutin walaupun tidak sesering saat mau lomba.

Bulan berangkat sendiri menggunakan motornya. Bulan juga sudah memberi tahu Semesta kalau Bulan akan pergi ke sekolah. Awalnya, Semesta memaksa untuk mengantarkan Bulan ke sekolah. Tapi Bulan terus menerus bilang akan berangkat sendiri. Sampai akhirnya, Bulan memblokir kontak Semesta agar Semesta tak terus memaksa Bulan berangkat bersamanya.

Hubungan Semesta dan Bulan sudah berjalan dua minggu. Hubungannya tidak banyak pertengkaran serius, karena memang mereka sering bertengkar. Mereka juga jarang bersikap manis satu sama lain. Mereka menjalani hubungan seperti mereka berteman, jadi tidak ada masalah yang sepele dan di besar-besarkan hingga menjadi masalah serius.

Bulan sudah memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Dia langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah lapangan tempat mereka berlatih. Bulan membuka jaket dan melakukan pemanasan sebelum memulai latihan.

"Sasa gak dateng lagi?" tanya Bulan pada Amanda yang kebetulan ada di sebelahnya.

Amanda menggeleng, "gak di izinin, Lan, sama orang tuanya."

"Kenapa?"

"Inget gak yang seminggu lalu waktu tangan Sasa terkilir?" Bulan mengangguk tanda bahwa dia mengingat hari itu.

"Karena dia terkilir pas bagian tangan kanan, dia jadi ketinggalan pelajaran. Nilainya juga turun karena kemarin pertandingan."

"Tapi Sasa masih pengen di tim volly, kan?"

Amanda mengangguk mengiyakan pertanyaan Bulan, "Sasa bagus skill nya di volly. Orang tuanya boleh aja di volly, asal nilai jangan turun. Kalau gini keadaannya mah, Sasa pasti di larang."

"Lo tau 'kan alamat rumahnya?"

"Tau."

"Balik eskul nanti kita ke sana. Mau, kan?"

"Boleh."

"Yaudah, ayo mulai latihan."

Amanda mengangguk lalu mulai pergi ke lapangan untuk memulai pemanasan. Hal tersebut juga di lakukan oleh Bulan.

Setelah jam 10, mereka istirahat. Karena setelah mulai sekitar jam setengah 9 tadi mereka belum kunjung istirahat. Kini mereka di beri waktu untuk mengistirahtkan tubuhnya sebelum nanti latihan di mulai lagi.

Saat yang lain istirahat, Bulan justru menghampiri pelatih. Dia akan membicarakan masalah Sasa yang menurutnya perlu di tangani oleh ketua. Ya, setelah pertandingan kemarin, Bulan terpilih menjadi ketua. Bukan hanya ketua tim, tapi ketua eskul volly. Sebagai ketua, Bulan merasa masalah anggotanya menjadi masalahnya juga. Apalagi anggota tersebut terlihat memiliki keinginan dan potensi di bidang volly.

"Pak, boleh ngobrol?" ucap Bulan kepada sang pelatih volly nya.

"Oh, boleh, sini duduk!"

Bulan mengangguk lalu duduk di kursi dan di samping pelatihnya. Bulan merasa harus menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin.

"Pasti kamu mau ngomongin masalah Sasa, kan?" tanya pelatihnya yang membuat Bulan menoleh karena dia terkejut bahwa pelatihnya tau.

"Bapak tau?"

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang