EXTRA PART 2 : Sekedar Sapa Tanpa Rasa

2.6K 215 172
                                    

Happy Reading, Bee Tercinta ♥️

Mungkin cerita ini slow update banget, ya, buat update extra party, tapi makasih karena telah bertahan♥️

Turn on mood bahagia dan selalu pastikan untuk tersenyum, ya✨

Tolong selalu dukung cerita ini, semoga banyak peminatnya sampai penerbit pun minat untuk meminang Esta♥️

Love you, gaes✨

▪️▪️▪️▪️▪️

"Dia memang menatap mata dan menyapa, tapi semuanya tanpa rasa. Hal itu hampa dan tidak ada makna."

▪️▪️▪️▪️▪️

Pagi ini, Bulan akan pergi ke sekolah bersama Fahrul. Ya, semenjak ada Fahrul di hidupnya, Bulan sudah jarang membawa motor sendiri ke sekolah. Bulan merasa jika dia pergi bersama Fahrul, ongkosnya juga akan irit. Tentunya hal tersebut membuat biaya yang di keluarkan Fahrul semakin sedikit. Setidaknya Bulan bisa membantu Fahrul walaupun tidak sebesar apa yang Fahrul lakukan untuknya.

Sudah beberapa hari terakhir Fahrul sangat sibuk dengan pembangunan distro. Bahkan beberapa kali dia sempat lupa makan dan akhirnya jatuh sakit. Semenjak itu, Bulan selalu datang ke tempat Fahrul untuk memberikan kakaknya itu makan siang agar tidak lagi sakit.

Angkasa dinyatakan telah meninggal akibat kecelakaan, jenazahnya berhasil di temukan dalam keadaan yang sama sekali tak bisa dikenali. Sontak kabar itu membuat Bulan benar-benar terpukul, Bulan sempat shock dan kacau, bahkan Bulan belum mengucapkan terima kasih pada Angkasa atas kornea matanya. Semoga Angkasa mau memaafkan kesalahannya dimanapun Angkasa berada. Bulan sering mengunjungi makam Angkasa untuk mengirim doa.

"Lan, kamu beneran mau sekolah?" tanya Fahrul pada Bulan yang ada di sampingnya setelah keluar dari rumah.

Bulan menoleh. "Kakak dari tadi nanya itu terus, Bulan mau sekolah, Kak."

"Tapi kamu pucet, Lan, kayaknya kamu masih sakit."

Beberapa hari terakhir Bulan memang sakit demam, tapi Bulan bilang hari ini dia sudah merasa enak dan akhirnya meminta untuk pergi ke sekolah. Awalnya Fahrul menolak, tapi karena Bulan bilang dia takut tertinggal pelajaran karena sebentar lagi akan ulangan akhir, Fahrul mau tidak mau mengizinkan Bulan. Fahrul takut Bulan kesusahan nantinya.

Bukan hanya kondisi fisik Bulan yang Fahrul khawatirkan ketika di sekolah nanti, tapi kondisi hati Bulan juga sangat mengkhawatirkan untuk Fahrul. Bulan akan bertemu Semesta yang pasti akan bersama Karin, apalagi Karin satu kelas dengan Bulan. Waktu itu, Bulan tersenyum saat melihat Semesta bersama Karin, tapi Fahrul tahu di belakang semua itu Bulan menangis.

Bukan hal mudah melupakan seseorang yang sudah mengenalkan kita pada dunia bahagia. Bukan perkara mudah menerima semua yang tidak terpikirkan sejak awal. Fahrul yakin, Bulan pasti ada di masa sulit sekarang. Namun saja, Bulan menyembunyikan semuanya.

"Kak, nggak usah khawatir tentang apapun sama Bulan. Bulan tahu apa yang Kakak pikirin. Kakak tenang aja, Bulan udah terima semua, kok."

Senyum Fahrul mengembang ketika mendengar perkataan Bulan yang menenangkan hatinya. Fahrul harap perkataan Bulan kali ini benar-benar tulus dari dalam hatinya. "Yaudah, yuk! Kita berangkat, takut kesiangan."

Bulan dan Fahrul langsung naik ke atas motor Fahrul untuk menuju ke sekolah. Selama perjalanan, tidak ada banyak pembicaraan, baik Bulan dan Fahrul hanya berbicara seperlunya, selebihnya mereka menikmati alam.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Where stories live. Discover now