62 - Semesta Sedikit Aneh

1.7K 193 250
                                    

Selamat Membaca, Bee^_^

Semoga mau memberikan vote dan komentar agar Semesta lebih di kenal♥️

Maaf kalau banyak kesalahan dan tak sesuai ekspetasi part ini💚

Loveyou banyak-banyak♥️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Jika kamu tidak bisa melakukan sesuatu. Maka biarkan aku yang melakukannya untukmu."

▪️▪️▪️▪️▪️

Kini Bulan sedang berada di kamarnya. Dia sedang duduk di atas kasurnya sambil mendengarkan alunan musik yang keluar dari headset berwarna biru. Semua lagu yang ada di sana juga adalah pemberian Sena dan sangat di sukai oleh Bulan.

Mulut Bulan perlahan mengalun mengikuti alunan lagu yang ia dengar dari headset miliknya. Matanya juga terpejam dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Suasana hati Bulan benar-benar sangat baik hari ini karena kemarin dia bersama Semesta hampir seharian.

Bulan yang sedang fokus mendengarkan musik, tiba-tiba terkejut ketika ada seseorang yang memegang pundaknya. Refleks Ban langsung men-stop MP3 nya lalu menggantungkan headset di lehernya.

"Kak Fahrul," ucap Bulan.

Fahrul tersenyum ketika dia mendengar Bulan memanggilnya. Akhir-akhir ini, Bulan memang memanggil orang dengan benar meskipun tak melihatnya. Hal itu berlaku bagi orang-orang sekitar Bulan, Bulan sudah hafal dengan beberapa perilaku mereka termasuk tepukan Fahrul di pundaknya.

"Kamu makin hebat," ucap Fahrul.

Bulan tersenyum. "Ada apa, Kak?" tanya Bulan.

"Di ruang tengah ada Esta."

Bulan mengernyitkan dahinya. "Pagi-pagi gini? Ada apa?"

"Nggak tau juga ada apa. Sana kamu temuin."

"Yaudah, Bulan samperin Esta dulu, Kak."

"Mau Kakak anter?"

"Bulan 'kan udah bisa sendiri, Kak."

Bulan memang sudah banyak melakukan kegiatan sendiri belakangan ini. Dia sudah bisa pergi sendiri, berjalan-jalan di dekat taman sendiri dan banyak hal lainnya sendiri. Karena hal itu, Fahrul juga sudah sedikit demi sedikit percaya pada Bulan jika dia pergi sendiri.

"Yaudah, sana kamu temuin, ya."

"Iya, Kak," ucap Bulan sambil beranjak dari duduknya dan melepaskan headset yang masih mengalung di lehernya untuk ia simpan di nakas, samping tempat tidurnya. Tak lupa dia meraih tongkat sebagai penunjuk jalannya. "Bulan samperin Esta ya, Kak."

"Iya. Hati-hati."

Bulan langsung keluar dari kamarnya untuk menuju ke ruang tengah. Dia berjalan berjalan dengan hati-hati. Saat Bulan hendak sampai di sofa, Semesta yang melihatnya langsung berdiri dan membantu Bulan untuk duduk.

Kini Bulan dan Semesta sudah duduk bersampingan di sofa yang ada di ruang tengah rumah Bulan. Semesta tersenyum sangat lebar ketika melihat Bulan ada di sampingnya.

"Nggak usah ngeliatin gue apalagi sampe senyum gitu. Gue tau, gue cantik," ucap Bulan.

Mendengar perkataan Bulan membuat Semesta sangat terkejut. "Kok lo tahu?"

"Karena itu kebiasaan lo, Ta." Semesta tertawa mendengar perkataan Bulan. "Btw, lo ngapain pagi-pagi kesini?"

"Kangen, lah."

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Where stories live. Discover now