46 - Apalagi yang Terungkap?

1.9K 238 130
                                    

Hola! Ramaikan part ini yuk!
SELAMAT MEMBACA 💚

▪️▪️▪️▪️▪️

"Apapun resikonya, kehilangan sekalipun. Kebenaran harus terungkap."

▪️▪️▪️▪️▪️

Bulan lega karena pada akhirnya Elita masuk ke penjara dan terbukti kesalahannya. Bulan sempat berbincang sedikit dengan Elita tentang siapa yang membantunya, namun Elita masih dalam keadaan emosi. Jadi, Elita kembali di tarik paksa untuk masuk ke dalam sel agar tidak mencelakai orang.

Kini Bulan masih ada di depan ruang IGD, tempat di mana Risa masih di operasi. Sejak tadi, Risa belum kunjung ada kabar. Hal tersebut membuat Bulan khawatir dan tak bisa beraktivitas secara santai. Di tambah lagi kondisi Risa yang kritis.

"Kenapa?" tanya Semesta saat dirinya duduk di samping Bulan.

Bulan menoleh dan tersenyum mendapati Semesta ada di sampingnya. "Gue takut."

"Risa baik-baik aja, kok, kita gak telat bawa Risa."

"Kenapa dokter belum keluar?"

"Semua butuh proses, Lan."

"Semua karena gue, kan?"

Semesta menggeleng. "Takdir Tuhan yang jadiin semuanya begini. Bukan lo. Berhenti nyalahin diri lo."

Bulan mencoba menerapkan apa yang berusaha teman-temannya katakan padanya. Tapi tetap saja tidak bisa, Bulan masih merasa semua terjadi karenanya selama Risa belum pulih.

Tak lama teman-temannya Bulan kembali datang ke sini. Dan tak lama setelah itu, dokter keluar. Mereka langsung bangun untuk bertanya keadaan Risa.

"Gimana keadaan teman saya, Dok?" tanya Bulan.

"Ada keluarga pasien?"

"Keluarganya lagi keluar kota, tapi sudah kami kabari," kata Ulfa.

"Syukurlah pasien berhasil melewati masa kritisnya. Dia akan segera di pindahkan ke ruang rawat."

Mendengar hal tersebut membuat kaki Bulan lemas. Bahkan dia langsung terjatuh karena saking lemasnya. Dia menangis di sana. Semesta langsung membawa Bulan untuk kembali berdiri dan duduk di kursi.

"Tenang, Lan," kata Semesta.

▪️▪️▪️▪️▪️

Dengan langkah lesu, Fahrul melangkahkan kakinya ke dalan rumah sakit. Fahrul terlihat berantakan bahkan hal tersebut nampak jelas walaupun malam hari. Fahrul hilang arah dan tak punya jalan.

Fahrul langsung menuju ke ruang rawat Risa. Di sana tak ada siapapun, jadi Fahrul langsung masuk ke dalam ruangan. Katanya Risa belum sadarkan diri sejak selesai operasi.

Fahrul mendudukan dirinya di kursi yang ada di samping ranjang Risa. Melihat Risa seperti ini membuat Fahrul merutuki kebodohannya selama ini. Seandainya aja Fahrul bisa lebih bijak menangani semuanya, mungkin Risa tak akan terbaring di sini.

"Sorry, Ris, gue salah," lirih Fahrul dengan pandangan yang menunduk.

"Selalu aja gue buat kesalahan sama lo. Kenapa, Ris? Kenapa gue harus terlahir buat jadi pembawa masalah buat lo? Kenapa?"

"Satu kesalahan besar gue aja belum dapet maaf dari lo. Tapi harus ada kesalahan lain yang gue buat."

"Gue bakal pergi, Ris, gue gak bisa ketemu lo dulu. Perasaan bersalah gue selalu muncul."

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang