EXTRA PART 3 : Swastamita Tanpa Semesta

2.6K 228 275
                                    

Happy Reading, Bee Tercinta ♥️

Tolong selalu dukung cerita ini, semoga banyak peminatnya sampai penerbit pun minat untuk meminang Esta♥️

Love you, gaes✨

▪️▪️▪️▪️▪️

"Indahnya swastamita yang di buat alam semesta."

▪️▪️▪️▪️▪️

Bulan baru saja datang ke sekolah dengan motornya sendiri. Bulan akhir-akhir ini memang meminta untuk kembali berangkat sendiri, pasalnya Fahrul sibuk di sekolah dengan beberapa mata pelajaran tambahan, bimbel dan lainnya yang menyangkut kelas 12. Karena hal itu, Fahrul jadi sering pulang lebih lama di bandingkan biasanya. Makanya Fahrul juga mengizinkan Bulan untuk berangkat sendiri lagi.

Setelah memarkiran motornya, Bulan melangkahkan kakinya untuk segera ke kelas. Namun, sebelum pergi ke kelas, Bulan lebih dulu pergi ke loker untuk menyimpan tas jinjingan yang di bawanya. Dia membawa baju volly dan perlengkapannya karena hari ini akan ada latihan bersama dengan sekolah lain di jam dua nanti, jadi Bulan dispen.

Ketika Bulan sampai di lokernya, Bulan melihat ada sticky notes berwarna biru yang menempel disana. Bulan mengernyitkan dahinya sambil melihat ke sekitar untuk memastikan siapa orang yang memberikan sticky notes ini. Sudah beberapa hari terakhir ada sticky notes yang menempel di loker Bulan.

Semangat selalu!
- Sad.

"Siapa, sih, sad tuh? Nggak jelas banget tiap hari nempelin beginian," gumam Bulan sambil menarik sticky notes yang menempel di lokernya. Dia meremasnya lalu melemparkannya ke tong sampah, untungnya mendarat dengan tepat.

Bulan memang sangat tidak suka dengan pemberian yang tidak jelas asal-usulnya. Dia tidak akan pernah menerima apapun yang tidak ia ketahui siapa pengirimnya. Bukannya tidak menghargai, hanya saja Bulan tidak mau terjadi apa-apa jika dia menyimpan hal tersebut dengan pengirim tidak pasti.

Bulan menyimpan tas yang dia bawa ke dalam loker. Setelahnya, dia kembali menutup lokernya dan kembali ke kelas. Namun, langkahnya terhenti karena ada seseorang yang menghadang jalannya.

"Hai, Lan," sapa laki-laki yang ada di hadapan Bulan.

Bulan memutar bola matanya malas mendengar ucapannya dari orang yang berdiri di hadapan Bulan. Namanya Bumi Pradipta, siswa kelas sebelas yang akhir-akhir ini selalu muncul dimana saja. Bumi bilang kalau dia menyukai Bulan, namun Bulan benar-benar benci mendengar hal itu, Bulan tidak menyukai Bumi.

"Mau ke kantin nggak?" tanya Bumi.

"Nggak," jawab Bulan. "Gue mau ke kelas, awas!" Bulan hendak melangkahkan kakinya, namun Bumi malah menghalangi langkah Bulan.

Bulan menahan amarahnya, jujur, Bumi yang ada di hadapannya ini benar-benar menyebalkan. Kenapa orang ini harus ada? Kenapa orang ini harus menyukai Bulan? Kenapa orang ini harus berusaha mendapatkan Bulan? Bulan membenci fakta itu.

"Minggir atau gue tendang lo?" kata Bulan mengancam.

"Mau lo tendang, cincang, apapun itu gue rela asalkan gue liat lo. Kenapa, sih, lo sejutek itu sama gue?"

"Mau tau kenapa?" tanya Bulan yang di jawab anggukan oleh Bumi. "Gue nggak suka lo. Gue benci lo. Gue bener-bener nggak mau liat lo. Puas?"

"Segitunya? Gue sakit hati banget."

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt