20 - Surat Lagi

2.7K 294 136
                                    

"Bukti nyata dari sebuah perasaan adalah pembuktian yang di lakukan dengan perlakuan."

▪️▪️▪️▪️▪

Setelah seharian full pergi bersama. Kini Semesta dan Bulan kembali pulang. Mereka ada di museum itu cukup lama, sekitar 4 jam mereka berputar di sana. Mereka pulang ke rumah Bulan menggunakan motor Semesta yang sebelumnya di antarkan oleh temannya Semesta. Semesta memang menyusahkan, bukan?

Saat motor Semesta sudah terparkir di halaman rumah Bulan, mereka langsung turun. Semesta juga memutuskan untuk berdiam diri sebentar di rumah Bulan sebelum dia pulang. Semesta merasa lelah seharian berjalan kaki. Tapi, Semesta juga senang karena bersama Bulan.

Bulan tiba-tiba terlonjak kaget saat dia membuka pintu rumahnya. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja ada Risa dan Ulfa yang muncul dari balik pintu. Untung saja Bulan tidak jantungan. Di sana juga terlihat ada teman-temannya Semesta.

"Bulan! Happy birthday!" kata mereka bersamaan.

"Tiup lilin dulu!" kata Risa.

Risa menyodorkan kue yang sebelumnya ia siapkan bersama Ulfa pada Bulan. Bulan langsung menyatukan tangannya untuk mengucapkan make wish lalu meniup lilinnya. Setelah lilinnya tertiup Ulfa langsung bertepuk tangan.

"Yeeee! Happy birthday, Bulan!" ucap Ulfa lalu memeluk Bulan.

"Gue juga mau pelukan," gumam Risa.

"Nih pegangin!" ucap Risa sambil memberikan kue yang ia bawa pada Semesta.

"Kok gue?" tanya Semesta.

Walaupun pertanyaan itu terlontar dari mulut Semesta. Tangan Semesta tetap saja meraih kue yang Risa berikan.

"Udah sih, iya aja. Lo 'kan selama hidup gak ada pahala. Jadi gue ngasih aja nih biar lo ada pahala, Kak."

"Gak ada akhlak lo!" kata Semesta.

"Bulan! Happy birthday!" Risa langsung memeluk Bulan dan Ulfa.

Semesta cukup bosan dengan suasana yang ada di hadapannya. Dia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah Bulan walaupun yang memiliki rumah masih ada di luar. Semesta langsung duduk di ruang tengah menunggu para ladies sedang berpeluk-pelukan.

Tak lama Semesta menunggu, kini Bulan dan kedua temannya menyusul Semesta ke dalam rumah. Mereka langsung duduk di sofa yang ada di sana.

"Serasa rumah milik sendiri ya, Kak?" kata Risa pada Semesta.

"Dari pada gue liat kalian peluk-pelukan yang gak tau sampai kapan."

"Alay lo," kata Ulfa.

"Kenapa lo gak balik, Kak?" tanya Risa, "lo 'kan udah seharian tuh sama Bulan."

"Tau nih. Harusnya 'kan kita bertigaan," ujar Ulfa yang mendukung argumen

"Gue masih capek kali. Gak kasian lo pada?"

"Gak," jawab Ulfa dan Risa bersamaan.

"Lo gak mau belain gue, Lan?" kata Semesta pada Bulan.

Bulan tertawa melihat interaksi kedua temannya dan Semesta, "udah, biarin aja dia di sini dulu."

Mendengar jawaban Bulan membuat Semesta mengejek kedua temannya Bulan dan hal tersebut membuat Ulfa dan Risa memutar bola matanya malas.

"Eh, Lan, kita pesen makanan yuk! Mumpung belum terlalu malem," kata Risa.

"Iya bener, Lan, ayo delivery," kata Ulfa.

"Boleh. Gue yang pesenin deh," kata Bulan.

"Jangan," kata Semesta yang membuat Bulan dan keduanya menoleh meminta penjelasan akan larangan Semesta.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن