45 - Ternyata Dia

1.8K 223 210
                                    

Selamat membaca dan meramaikan part ini ♥️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Teman itu saling merangkul saat luka. Apapun resikonya, hadapi bersama."

▪️▪️▪️▪️▪️

Bulan berjalan sendirian ke sebuah gedung yang sudah tak terpakai. Semalam dia mendapatkan pesan kalau dia ingin mengetahui siapa pembunuh papahnya, dia harus datang ke sini sendirian tanpa membawa siapa-siapa.

Jadi, pagi ini dia benar-benar pergi sendirian tanpa siapapun yang menemani Bulan. Bulan terus berjalan karena dia belum menemukan orangnya. Sampai akhirnya langkah Bulan terhenti karena dia melihat seseorang yang perawakannya Bulan kenal. Orang itu memakai pakaian yang sangat simpel.

"Tante Elita," ucap Bulan.

Elita menoleh lalu tersenyum ke arah Bulan. "Kenapa Tante di sini? Apa Tante yang--"

"Kamu tahu 'kan saya gak salah atas pembunuhan itu."

"Tapi apa maksud Tante bilang--"

"Saya tahu siapa pembunuh sebenarnya."

"Maksudnya?"

"Saya tahu orang yang bunuh Papah kamu. Saya tahu orang yang jebak kamu, saya tahu semuanya."

"Tante tahu? Tapi kenapa Tante gak jujur sama polisi?"

"Karena saya masih butuh kamu. Kalau saya jujur, nanti orang itu bakal bunuh kamu sebelum dia ke kantor polisi."

"Maksudnya?"

"Saya mau kamu tanda tanganin ini. Kamu harus kasih semua harta warisan papah kamu untuk kamu ke tangan saya."

"Jadi, papah kasih warisan itu ke Bulan?"

"Iya. Tapi kalau kamu mau tau siapa pembunuh papah kamu, kamu boleh tanda tangan. Kalau kamu gak mau, kamu gak akan bisa nemuin pelakunya."

"Bulan gak butuh harta papah. Bulan cuman butuh siapa pembunuh papah biar semuanya selesai."

"Tanda tangan," kata Elita sambil menyodorkan map tersebut pada Bulan. Bulan menerima map tersebut lalu menandatangani kertas itu.

"Saya tau rencana kamu," kata Elita saat menerima map nya. Tiba-tiba tubuh Bulan ambruk karena ada seseorang yang memukulnya dari belakang.

Elita tahu kalau Bulan membawa teman-temannya ke sini. Jadi, dengan cepat Elita langsung membawa pergi Bulan di bantu oleh anak buahnya yang berbadan besar untuk menjauh dari tempat ini. Amplop yang tadi di pegangnya terjatuh karena terburu-buru.

Teman-temannya Bulan yang awalnya bersembunyi langsung keluar saat melihat hal tersebut. Tapi, tiba-tiba ada segerombol orang datang dan menghalangi mereka. Mau tak mau mereka terlibat perkelahian.

Risa dan Ulfa juga membantu perkelahian sebisa mereka. Mereka tak banyak melakukan apa-apa. Semesta, Chiko, Erwin dan Aksa banyak membantu untuk mengalahkan preman-preman ini. Fahrul tidak ikut, tidak tahu kenapa akhir-akhir ini Fahrul sering menyibukan dirinya dan jarang berkumpul bersama.

Preman lumayan banyak. Jumlah mereka benar-benar tak sepadan. Mereka hampir saja kalah, namun karena tekad mereka kembali bangkit sampai akhirnya mereka berhasil mengalahkan beberapa.

"Kejar duluan," ucap Chiko pada Semesta dan Aksa.

Semesta dan Aksa langsung berlari, Risa dan Ulfa yang tadi ada di sini juga sudah menghilang karena dia mencari keberadaan Bulan. Semesta dan Aksa benar-benar berlari melewati balok dan beberapa tangga. Gedung ini sangat berantakan dan luas. Semesta dan Aksa melakukannya.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang