EXTRA PART 4 : Pelukan Perpisahan

4.2K 219 312
                                    

HAPPY READING!!!💖

Have fun dan enjoy, ya, bacanya♥️ semoga suka!

Jangan lupa turn on dulu, nih, mood bahagia sama senyum manisnya💞 Dan siapkan hati juga tissue😂

▪️▪️▪️▪️▪️

"Ini bukan perpisahan, tapi awal mula kisah baru kita dimulai."

▪️▪️▪️▪️▪️

Hari ini, Bulan akan pergi ke sekolah untuk latihan volly seperti biasanya. Padahal hari ini adalah hari Sabtu, hari dimana seseorang akan menggunakannya untuk istirahat. Tapi lihat saja Bulan, dia justru harus ke sekolah dan berlatih volly disana.

Sebenarnya Bulan sendiri sangat malas. Tapi, kewajibannya sebagai ketua harus ia jalankan. Kalau dia tidak ada disana, siapa yang akan bertanggung jawab? Lagipula Bulan sudah diberikan kepercayaan oleh rekan-rekannya untuk memimpin eskul ini. Jadi, Bulan tidak boleh mengecewakannya.

Bulan sudah siap dengan pakaiannya seperti biasa. Baju volly lengkap yang ia balut dengan hoodie di luarnya dan di lengkapi dengan topi berwarna hitam yang ia pakai di kepalanya.  Tidak lupa juga dengan tas yang ia sampirkan di bahu kanannya. Bulan terlihat sangat keren ketika seperti sekarang. Aura badass Bulan terlihat.

Bulan lebih dulu melangkahkan kakinya ke dapur, tentu saja untuk mengambil minum yang akan ia bawa. Pasalnya dia sudah sarapan pagi tadi. Bulan menengok ke kanan dan ke kiri, tapi tidak menemukan asisten rumah tangganya disana. Tidak mau ambil pusing, Bulan langsung melangkahkan kakinya ke kulkas lalu mengambil botol air mineral dan satu snack untuk ia makan.

Bulan membuka snack-nya lalu memakannya. Namun, saat dia berbalik, dia di kejutkan oleh asisten rumah tangga yang tiba-tiba ada di belakangnya.

"Ya ampun, Bi, kaget," kata Bulan.

"Maaf, Neng, Bibi nggak sengaja."

"Nggak apa-apa, Bi," kata Bulan. "Oh iya, Kak Fahrul lagi pergi, ya?"

"Iya, Non, katanya ada tugas yang harus di kerjain. Jadi, dia pergi ke perpustakaan buat cari referensi."

"Padahal baru SMA, tapi tugasnya seribet itu," gumam Bulan. "Yaudah deh, Bulan pamit, ya, Bi."

"Naik apa, Non?"

"Busway aja."

"Hati-hati, ya, Neng."

"Iya, Bi."

Kini Bulan sudah berdiri di halte busway bersama banyak orang yang juga akan pergi menggunakan busway. Halte tidak seramai biasanya, mungkin saja karena ini hari Sabtu, jadi tidak ada siswa sekolah. Apalagi jam sepuluh seperti sekarang ini para pekerja sudah tidak ada.

Bulan berdiri sambil memainkam ponselnya. Bulan juga menggunakan earphone-nya, earphone yang sama, earphone pemberian Angkasa. Earphone itu selalu menemaninya disaat Bulan berpergian sendirian. Bulan jadi merasa tidak sendirian.

Saat Busway berhenti di depannya, Bulan dan semua yang menunggu busway langsung masuk ke dalam dengan cukup tertib. Semula Bulan mendapatkan tempat duduk, namun karena melihat ibu hamil yang berdiri, Bulan memberikan tempat duduknya. Jadi kini Bulan berdiri sambil berpegangan ke tiang, ponselnya ia simpan ke saku hoodie untuk mencegah hal yang tidak ingin terjadi.

Tidak lama dalam perjalanan, kini Bulan sudah sampai di halte yang dekat dengan sekolahnya. Bulan langsung berjalan melewati jembatan penyebrangan untuk mencapai sekolah.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang