16 - Prepared

2.9K 286 65
                                    

"Gue ganggu bukan tanpa alasan kok. Gue cuman pengen terus aja di ingatan lo. Katanya orang nyebelin itu selalu diingat, bener 'kan?"

▪️▪️▪️▪️▪️

Kini sudah jam setengah dua belas siang. Setelah jam istirahat tadi, Bulan langsung berganti pakaian dan sepatu. Dia langsung pergi ke lapangan dan berlatih di sana. Bulan harus memberikan yang terbaik untuk sekolahnya.

Bulan baru selesai latihan sejak istirahat tadi. Dia langsung bergegas ke pinggir lapangan sambil menunggu adzan tiba. Rasanya sangat melelahkan jika ingin pertandingan seperti ini. Pasti mereka akan terus berlatih demi nama baik sekolahnya.

Bulan meraih botol minum yang ia bawa dari rumah. Dia menenggak minumannya yang tinggal setengah sampai habis. Setelah itu, dia meraih handuk kecil miliknya untuk mengelap keringat yang bercucuran di seluruh wajahnya.

"Besok gak ada suporter yang ikut apa? Selain anak volly," tanya seorang rekan Bulan bernama Amanda.

Kini sekitar delapan orang sedang berkumpul dan duduk di tepi lapangan. Mereka meluruskan kakinya karena sedang beristirahat. Sama halnya dengan Bulan, beberapa di antara mereka sedang menunggu waktu adzan dzuhur.

"Denger-denger sih gak ada," jawab Gisel.

"Kebiasaan deh. Gue 'kan pengen doi gue dateng," kata Zulfa.

"Ya emang lo doang, gue juga pengen kali," kata Natha.

"Kenapa sekolah gak pernah kasih izin ya, Kak?" tanya Sasa.

"Denger-denger dulu pernah di liburin biar pada nonton, tapi malah tawuran, jadinya gitu," jawab Indah.

"Berarti gak akan pernah di kasih izin lagi buat suporter gitu, Kak?" tanya Sella.

"Gak akan. Katanya ya kalau nekat di skors," jawab Zulfa.

"Ha?! Di skors?" tanya Bulan yang membuat mereka menengok ke arahnya.

Zulfa mengangguk, "iya, Lan, tahun kemarin ada yang nekat. Dia kena skors tiga hari."

"Parah ya? Gak dapet nilai dong?" tanya Amanda.

"Ya gak lah. Bahkan, dia sampe mohon-mohon tuh sama guru mapel biar di kasih nilai," kata Zulfa.

"Gila, sih," kata Amanda.

Saat mereka sedang asik mengobrol. Suara adzan yang berkumandang berhasil menghentikan aktivitasnya. Mereka langsung berdiri dan pergi ke masjid untuk sholat. Sama halnya dengan Bulan.

Setelah selesai sholat, mereka di beri waktu untuk istirahat dan makan terlebih dahulu sebelum mereka melanjutkan lagi latihannya.

Bulan niatnya ingun ke kantin, tapi dia baru ingat kalau uangnya ada di tas yang ada di dalam lokernya. Akhirnya Bulan memilih untuk ke loker dan mengambil uangnya.

Saat Bulan sampai di depan lokernya, Bulan langsung membuka kunci loker miliknya. Dia meraih dompet yang ada di tasnya. Namun, dia di kagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba saja datang dan menepuk pundaknya.

"Esta?! Untung jantung gue gak loncat."

"Lucu lo," kata Semesta sambil terkekeh.

"Ngapain sih lo?" tanya Bulan saat Esta ada di hadapannya. Dia bersandar ke loker.

"Gue nyariin lo."

"Ngapain?"

"Mau ngajak makan bareng dong."

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang