28 - Tentang Risa dan Fahrul

2.2K 248 106
                                    

Walaupun tahun ini cukup berbeda dengan hari raya sebelumnya, ketika jarak semakin dibatasi namun hati dan keikhlasan tidak terbatas. Kini saatnya semakin mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa. Di hari yang suci ini tak ada salahnya untuk saling menyapa dan memaafkan.
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1441 H.
Salam dari Gardinaaaaaa

•••••

"Jangan mau masa lalu menghantui jalan kita untuk melangkah ke depan, karena itu salah satu faktor penghambat melangkah."

▪️▪️▪️▪️▪️

Setelah kemarin Semesta dan Bulan baikan. Kini keduanya berangkat bersama. Seperti biasanya, Semesta menjemput Bulan ke rumahnya. Semesta cukup lama menunggu Bulan di luar rumahnya. Semesta berpikir kenapa perempuan harus selama ini untuk bersiap-siap. Padahal mereka sudah hampir telat karena Bulan yang bangun kesiangan. Bayangkan saja, Semesta datang dan Bulan masih tidur.

"BULAN! GC! GUE GAK MAU TELAT!" teriak Semesta dari luar.

Semesta memahami Bulan bisa bangun kesiangan karena tidak ada Bi Lastri di rumahnya. Bulan juga begadang semalam karena mengerjakan tugasnya yang sudah kelewat deadline dua hari. Untungnya Bulan masih di beri kesempatan.

"Akhirnya, kanjeng ratu keluar!" ucap Semesta saat melihat Bulan keluar dari pagar rumahnya dan terlihat sangat sibuk sedang mengucir kuda rambutnya.

Padahal Semesta sudah menunggu Bulan cukup lama. Tapi, Bulan masih belum siap. Buktinya rambut baru selesai dia kuncir. Liptint juga masih di pegang dan Semesta yakin Bulan belum memoleskan liptint ke bibirnya.

"Ngapain aja sih lo? Kayak anak perawan lama amat," ucap Semesta sambil memberikan helm pada Bulan.

"Bacot mulu!" ucap Bulan lalu bergegas naik ke atas motor Semesta setelah helm terpakai di kepalanya.

"Ayo jalan!"

"Pegangan lah bego," kata Semesta.

"Ck, gue pake liptint dulu," kata Bulan.

"Kalau acak-acakan bukan salah gue ya?"

"Iya. Ayo cepet. Gue gak mau di hukum, apalagi berduaan sama lo."

"Pacar gak ada akhlak."

"Ayo atau gue yang bawa nih motornya?"

"Sombong. Nyampe aja gak tuh kaki," kata Semesta yang malah mendapat pukulan di punggungnya dari Bulan.

"Aw!" pekik Semesta.

Bulan baru ingat kalau punggung Semesta luka karena terkena beling kaca kemarin.

"Sorry, sorry, gue pengennya mukul terus ke lo. Gak tau kenapa. Sorry."

"Sakit, kutu."

"Seriusan sakit?"

"Iya lah."

Bulan mencebikan bibirnya, "ya sorry dong."

"Apa sih yang gak buat lo."

Semesta langsung melajukan motornya. Namun setelah di dekat wilayah sekolah, tiba-tiba teriakan Bulan berhasil membuat Semesta menyipitkan matanya karena suara Bulan terlalu nyaring dan keras masuk ke telinganya.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang