5 - Semesta dan Chiko

4.5K 389 108
                                    

Follow Instagram thothor ya, sebagai bentuk dukungan:')
@gardinavy01_
@wattpadgardinav_

▫️▫️▫️▫️▫️

"Baginya mungkin hal kecil ketika saya mencoba buat dia tersenyum. Tapi, hal itu merupakan hal besar bagi saya ketika melihatnya tersenyum karena saya."

▪️▪️▪️▪️▪️

Bulan sedang berada di koridor sekarang. Dia hendak menuju ke kantin untuk membeli minuman. Dia merasa lelah karena sejak jam sembilan dia latihan volly untuk perlombaan yang akan di laksanakan sekitar dua minggu lagi.

Hari ini, Bulan dispen karena melaksanakan latihan volly. Hal tersebut membuat dia berjalan di koridor sendirian karena siswa siswi lainnya masih ada di dalam kelas di jam pembelajaran ini.

Kebetulan Bulan lewat di depan kelas Semesta. Hal itu, membuat Semesta mengembangkan senyumnya. Bulan terlihat cantik di mata Semesta. Padahal Bulan hanya mengenakan seragam volly nya. Rambutnya juga hanya di kuncir kuda. Wajahnya polos tanpa riasan apapun. Malah cucuran keringat yang menghiasi wajahnya. Tapi, hal tersebut membuat Semesta menyukai Bulan.

Tanpa babibu, Semesta langsung berdiri dari kursinya. Dan beranjak untuk keluar kelas menghampiri Bulan yang belum jauh melangkah.

"Lo mau ke mana, kambing?" teriak Erwin saat melihat Semesta pergi. Padahal Erwin sedang bercerita dengan Semesta.

"Emang kambing ya tuh si Esta. Gue lagi ngomong malah di kasih kacang. Mending-mending tuh kacang ada martabaknya. Lah ini kaga."

Hal tersebut membuat Fahrul dan Aksa ikut menengok ke arah perginya Semesta. Terlihat dari meja Aksa bahwa Semesta pergi menghampiri Bulan.

"Bulan noh," kata Aksa.

"Sama Bulan?" kata Erwin yang di jawab anggukan oleh Aksa.

"Lagi bucin, biarin aja," kata Erwin.

Semesta yang baru keluar dari kelasnya langsung berdiri tepat di sebelah Bulan. Hal tersebut membuat Bulan sedikit tersentak. Bulan menoleh ke arah datangnya seseorang yang tak lain adalah Semesta.

"Kenapa sih lo selalu ganggu hidup gue?" kata Bulan saat melihat Semesta yang ada di sampingnya. Semesta ikut berjalan ke mana kaki Bulan melangkah.

"Kan gue bilang kalau gue suka sama lo."

"Gue 'kan gak mau sama lo."

"Gue bukan tipikal orang yang mudah menyerah dong."

"Lo ngapain ngikutin gue?"

"Nemenin lo."

"Harusnya sekarang di kelas. Lo mabal, kan?"

"Suudzon mulu, Lan, sama gue."

"Karena tampang lo emang gitu, Ta."

"Emang lo tuh bikin gue gemes."

Tangan Semesta hendak meraih pipi Bulan untuk ia cubit pertanda kegemasannya. Tapi, Bulan buru-buru menepis tangan Semesta. Hal tersebut membuat Semesta mencebikkan bibirnya.

"Gak usah sok manis, jijik."

"Lo gak pernah sopan ya sama gue. Gue 'kan kakak kelas lo."

"Lo pikir gue peduli?" ucap Bulan lalu pergi mendahului Semesta untuk ke kantin.

Semesta langsung kembali berjalan untuk mensejajarkan langkahnya dengan Bulan. Sampai akhirnya, mereka sudah duduk di kantin yang sepi karena masih proses pembelajaran.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang