39 - Arti Teman

1.8K 211 226
                                    

"Arti teman sebenarnya bisa kita sadari saat kita sedang di bawah."

▪️▪️▪️▪️▪️

Pagi ini Semesta berangkat sekolah seperti biasanya. Yang berbeda hanyalah pikirannya. Sejak kemarin, dia hanya memikirkan tentang Bulan. Dia terus memikirkan bagaimana caranya membuat Bulan keluar dari sana. Semesta yakin, Bulan sama sekali tak bersalah. Semesta yakin berjuta-juta persen akan hal tersebut.

Saat Semesta berjalan di koridor. Semesta terkejut karena banyak orang yang membicarakan masalah Bulan. Entah siapa yang menyebarkan gosip ini. Semesta berjanji akan memberinya pelajaran.

"Bulan gak pantes di sekolah ini."

"Iya, Bulan pembunuh. Dan parahnya dia bunuh papahnya sendiri."

"Sebagus apapun prestasi yang Bulan cetak buat sekolah. Kalau dia pembunuh gak pantes dia sekolah di sini."

"Bener. Sekolah ini gak pantes nampung dia."

"Bisa buruk reputasi sekolah kita."

"BANGSAT!" kata Semesta sehingga membuat terkejut para siswi yang sedang membicarakan tentang Bulan. "Bulan gak salah. Kalau lo ngomongin Bulan lagi. Gue robek mulu lo pada." Semesta langsung pergi.

"Dia cowoknya, jelas belain Bulan."

"Padahal Bulan salah, masih aja di belain."

"Masih mau, ya, dia sama Bulan. Padahal 'kan Bulan kriminal."

"BANGSAT! ANJING!" Semesta ingin menghampiri lagi para siswi itu. Namun, dengan cepat Erwin menahannya.

"Tenang," kata Erwin.

"Gimana gue bisa tenang kalau Bulan terus di ejek sama anak-anak."

"Lo gak usah pikirin itu. Makin kesel yang ada. Ayo, ke kelas."

Semesta kini berada di kelasnya. Namun, sedari tadi dia di buat geram karena teman-teman kelasnya tak henti membicarakan tentang Bulan yang ternyata pembunuh. Jujur, Semesta sudah emosi sejak tadi, dia berusaha menahannya. Namun kali ini dia benar-benar tidak bisa diam.

"BANGSAT! ANJING!" teriak Semesta yang membuat seisi kelas dian dan menatap ke arahnya termasuk Aksa dan Erwin.

"Mulut lo pada bisa berhenti ghibah gak, sih? Malu lo kalau Bulan gak salah."

"Bulan salah, Ta, jangan mentang-mentang dia doi lo. Lo membenarkan semua tindakannya," ucap seseorang.

Mendengar ucapan itu terlontar dari salah satu mulut teman kelasnya. Semesta makin emosi, dia berjalan menghampiri orang tersebut lalu menarik kerahnya.

"Bulan gak salah, bangsat! Gue bakal buktiin. Kalau Bulan gak salah, gue harap lo bisa sujud di kakinya buat minta maaf," ucap Semesta lalu melepaskan cekalannya pada baju lelaki tersebut.

"Bukan cuman buat dia, berlaku buat lo semua!" Semesta pergi setelah mengatakan hal tersebut.

Saat dia berjalan di koridor, tak sengaja dia berpapasan dengan Fahrul. Orang yang ia tunggu kedatangannya sejak pagi. Fahrul hanya menatap Semesta dan melanjutkan langkahnya melalui Semesta.

"Berhenti lo!" kata Semesta.

"Eh, bangsat!" panggil Semesta.

Fahrul menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Semesta. "Lo manggil gue? Lo amnesia siapa nama gue?"

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang