43 - Mengaku Kalah

1.8K 220 272
                                    

SELAMAT MEMBACA💚
Jangan lupa ramaikan lagi part ini❤️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Mengalah bukan lemah, tapi mencari celah agar kembali bersinar cerah."

▪️▪️▪️▪️▪️

Semesta pulang lumayan larut setelah pencarian mengenai bukti-bukti Bulan. Tapi, hal tersebut tak membuatnya kesal, pasalnya mereka menemukan banyak bukti yang semoga nantinya akan membantu proses Bulan.

Semesta merasa lumayan lelah karena seharian keluar. Dia juga tadi memilih pulang menggunakan ojol karena hari sudah sangat larut. Terlihat di jam tangan Semesta yang menunjukan pukul setengah sebelas malam.

"Malem juga," gumam Semesta setelah melihat jam tangan berwarna hitamnya yang setia menemani Semesta hari ini.

"Istirahat, besok sekolah dan jelasin semuanya sama kepsek."

Semesta melangkahkan kakinya menuju ke pintu rumahnya. Tepat saat dia membuka pintu, dia melihat Maria yang sedang duduk di ruang tengah sambil menonton televisi dan membaca majalah yang ada di tangannya.

"Baru pulang kamu? Dari mana aja?" tanya Maria saat melihat kedatangan Semesta.

"Tumben nunggu?" tanya Semesta.

"Kalau Mamah tanya jawab dulu, Semesta, bukan malah balik nanya."

"Emang penting buat Mamah tau kegiatan Esta? Tumben banget?"

"Kamu habis cari tentang Bulan, kan?"

"Kalau iya kenapa?"

"Mamah bilang jangan pernah terlibat sama urusan Bulan. Kenapa? Kenapa kamu gak pernah dengerin Mamah?" kata Maria sambil berdiri.

"Apa Mamah pernah dengerin Esta? Gak, kan? Gak pernah. Jadi buat apa Esta harus dengerin Mamah. Urus hidup masing-masing aja, Mah."

"Makin hari kamu makin kurang hajar sama Mamah, ya, karena Bulan? Apa kurang yang Mamah kasih selama ini buat kamu sampai kamu harus nurut apa kata Bulan."

"Stop bawa Bulan terhadap sikap Esta ke Mamah," ucap Semesta memperingati. "Mah... Esta gak tau Mamah dari dulu sadar apa nggak masalah ini. Esta bersikap kayak gini sejak dulu, Mah, sejak Mamah hancurin kepercayaan Esta. Apa yang Mamah kasih emang banyak, tapi ada satu hal yang gak pernah Mamah kasih ke Esta. Kehadiran Mamah di samping Esta. Esta gak pernah ngerasa Mamah ada di samping Esta. Sama sekali gak pernah."

"Kenapa kamu selalu bahas itu?"

"Karena hal itu luka besar buat Esta," jawab Semesta. "Udah lah, Mah, Esta capek berdebat sama Mamah terus. Esta mau tidur." Semesta melangkahkan kakinya menjauh dari Maria. Namun tiba-tiba dia menghentikan langkahnya dan kembali menghadap ke arah Maria yang masih berdiri di tempatnya.

"Mamah gak pernah terlibat 'kan dalam kasus Bulan?" tanya Semesta.

"Kenapa kamu tanya itu? Kenapa kamu tanya hal itu ke Mamah? Orang tua kamu sendiri."

"Siapapun bisa jadi jahat 'kan, Mah?"

"Kamu pikir Mamah lakuin hal itu?"

"Esta kenal Mamah. Mamah orang yang lakuin segala cara buat dapetin hal yang Mamah mau."

"Kamu nuduh Mamah?"

"Esta cuman mastiin. Kalau sampai iya Mamah ngelakuin itu, Esta gak tau bisa maafin Mamah atau gak," ucap Semesta lalu pergi meninggalkan Maria sendirian.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Where stories live. Discover now