58 - Semua Terasa Baru

1.7K 210 89
                                    

Selamat Membaca^_^

Tolong vote dan komentar, ya, agar Semesta lebih banyak di kenal orang di luar sana❤️

Mohon selalu di samping aku dan tolong selalu doakan dan dukung aku bareng karya-karya aku♥️tolong jangan pergi =_=

Maaf kalau part ini nantinya tidak sesuai ekspetasi ♥️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Bukan hal mudah menerima sesuatu yang asing di kehidupan. Terlebih lagi itu menyakitkan."

▪️▪️▪️▪️▪️

Hari ini Bulan sudah diizinkan pulang dari rumah sakit. Sejak hari itu Bulan hanya banyak diam dan tak mau berbicara. Dia masih kaget dan belum bisa menerima keadaannya sekarang. Dia masih berpikir bahwa yang terjadi padanya sekarang bukanlah kenyataan.

Fahrul merangkul Bulan setelah mereka turun dari taksi. Jujur, melihat keadaan Bulan yang berjalan menggunakan tongkat untuk menunjuk jalan benar-benar membuat hati Fahrul terluka.

"Hati-hati, ya," ucap Fahrul agar Bulan melangkah dengan hati-hati.

"Sebentar, Kakak buka kunci dulu," kata Fahrul setelah mereka sampai di depan pintu rumah.

Fahrul langsung merogoh tas yang ia bawa. Tasnya berisi baju-baju Bulan saat dia ada di rumah sakit. Bulan belum lagi tersenyum sejak saat itu. Senyum yang Fahrul liat dari wajah Bulan adalah saat itu, saat sebelum kecelakaan menimpanya.

Fahrul langsung membuka pintu dengan lebar setelah terbuka kuncinya. Di kembali merangkul Bulan untuk menuntunnya berjalan ke dalam rumah.

Fahrul menuntun Bulan agar Bulan terduduk di sofa yang ada di ruang tengah. "Hati-hati," ucap Fahrul ketika Bulan terduduk.

Fahrul langsung berjongkok di depan Bulan lalu meraih tangan Bulan yang sedang menggenggam tongkatnya. "Kakak beresin baju sama kamar kamu dulu, ya. Biar kamu enak istirahatnya. Kamu disini aja, jangan kemana-mana. Kalau butuh apa-apa langsung panggil Kakak, oke?"

Bulan hanya diam. Fahrul tahu adiknya benar-benar terpukul dengan keadaannya kali ini. Kalau bisa, Fahrul akan memberikan segalanya yang ia punya untuk mengembalikan kondisi Bulan. Tapi Fahrul tak bisa melakukan apapun kali ini.

Fahrul beranjak dari posisinya. Dia tersenyum menatap Bulan lalu mengusap rambut adiknya. "Sebentar, ya, kamu tunggu di sini."

Fahrul langsung meninggalkan Bulan setelah perkataan itu. Dia masuk ke kamar Bulan untuk merapihkannya. Dia berharap Bulan beristirahat dengan nyaman setelah Fahrul merapihkannya.

Bulan hanya sendirian di ruang tengah. Tak ada siapa-siapa di sampingnya. Hanya kegelapan yang menemaninya. Namun, tiba-tiba Bulan merasa haus. Akhirnya, Bulan memilih untuk beranjak dari duduknya dan mengambil minuman sendiri.

Bulan berjalan menuju ke dapur dengan tongkat sebagai penunjuk jalan. Saat sampai di bagian dapur, Bulan langsung meraba semua tempat dan mencari tempat penyimpanan gelas biasanya.

Bulan benar-benar frustasi karena dia tak kunjung menemukan dimana gelasnya. Sampai akhirnya dia bisa menemukan gelas itu. Bulan langsung meraihnya dan berjalan untuk menuju ke dispenser.

Saat berjalan, dia tak sengaja menyandung kaki meja. Karena refleks, dia langsung berpegangan pada sesuatu. Bulan tidak jatuh, namun ada benda jatuh yang Bulan yakini adalah piring-piring. Suaranya sangat nyaring di telinga Bulan.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Where stories live. Discover now