53 - Makin Merenggang

1.6K 204 281
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN MERAMAIKAN PART INI😉♥️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Banyak orang yang lebih memilih mendengarkan di bandingkan melihat kenyataan."

▪️▪️▪️▪️▪

Malam ini sudah waktunya untuk makan malam. Fahrul sudah berada di ruang makan membantu Bi Murni untuk menyiapkan makan malam. Bulan belum keluar dari kamarnya setelah pulang sekolah tadi, padahal biasanya Bulan yang membantu Bi Murni di sini.

"Bi, Bulan belum keluar?" tanya Fahrul pada Bi Murni.

"Belum, Den," kata Bi Murni.

"Yaudah, Fahrul coba ke kamarnya ya, Bi," ucap Fahrul.

"Iya, Den."

Fahrul langsung melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar Bulan. Saat sampai di depan kamar Bulan, Fahrul langsung mengetuk pintunya sebelum masuk. Biasanya Fahrul tak akan masuk kalau Bulan belum mengizinkan.

"Bulan!" panggil Fahrul setelah mengetuk pintu kamar Bulan. "Kamu udah tidur?"

"Belum, Kak," saut Bulan dari kamarnya.

"Boleh Kakak masuk?"

"Masuk aja."

Mendapatkan izin dari Bulan, Fahrul langsung membuka pintu kamar Bulan lalu masuk ke dalam kamarnya. Saat membuka pintu kamarnya, Fahrul melihat Bulan terduduk di  atas kasurnya.

"Udah mau tidur? Kok tumben? Belum juga malem?" tanya Fahrul.

"Nggak, Kak, sedikit capek aja."

"Yakin gak ada apa-apa? Atau ada sesuatu yang buat mood kamu turun?"

"Nggak ada, Kak, semuanya baik."

Fahrul mengangguk dan tersenyum. "Tangan kamu masih sakit?"

"Udah gak terlalu, sih, Kak."

"Besok pulang sekolah langsung ke rumah sakit, ya."

"Iya, Kak, dari tadi Kakak udah berapa kali ngomong itu."

Fahrul tersenyum. "Makan malem dulu, yuk!"

"Bulan lagi cuti makan malem, Kak."

"Kenapa?"

"Lagi diet."

Fahrul menautkan alisnya. "Nggak, kamu paling gak suka diet, lho. Ada apa? Yakin gak ada yang mau di ceritain?"

Bulan menggeleng. "Nggak ada, Kak."

"Yaudah yuk, makan." Bulan menjawab ajakan Fahrul dengan tersenyum lalu mengangguk mengiyakan. "Jangan diet. Kamu cantik bagaimanapun sekarang. Kalau kamu gak masuk standar kecantikan yang ada, kamu bisa buat standar kecantikan kamu sendiri."

"Iya, Kakaknya Bulan, yang paling bijak yang pernah Bulan kenal," ucap Bulan. Fahrul tertawa.

"Kak," panggil Bulan.

"Kenapa?"

"Apa mungkin seseorang berubah?"

Pertanyaan Bulan berhasil membuat Fahrul mengernyitkan dahinya. "Kenapa nanya gitu?"

"Pengen nanya aja, Kak."

Fahrul mengangguk-angguk mengerti. "Sebenernya manusia berubah itu hal biasa, Lan. Dia berubah baik ataupun jahat pasti terjadi. Dulu dia baik, sekarang jahat, itu bisa. Dulu dia jahat, sekarang baik, itu juga bisa."

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang