30 - Pertemuan Bulan dengan Mamah Semesta

2.3K 222 177
                                    

"Siapapun yang gak suka lo. Gue tetep orang yang lo kenal. Gue suka lo, pake banget."

▪️▪️▪️▪️▪

"Heran sama orang-orang, kenapa sih mereka seneng banget ghibah," ucap Bulan pada Semesta yang ada di sampingnya. Mereka baru saja selesai sholat dzuhur dan bertemu di jalan sampai akhirnya mereka berjalan bersama. "Udah sholat juga."

Bulan sangat risih karena orang-orang masih ada saja yang membicarakan hubungannya dengan Semesta. Padahal Bulan sama sekali tak pernah mencari masalah apapun terhadap orang-orang itu, tapi entahlah mereka sangat suka membicarakan Bulan.

Bulan dan Semesta merasa aman-aman saja dengan hubungannya. Mereka tak pernah bertengkar di depan umum. Bulan jadi bingung sendiri kenapa mereka harus jadi bahan perbincangan orang-orang.

"Udah lah. Biarin aja. Ribet amat lo," kata Semesta.

"Ini bukan masalah ribet, Ta. Masalahnya gue tuh pengen nyobek tuh mulut mereka."

"Agresif amat sih."

"Ya gue kesel lah. Gue yang pacaran. Gue yang jadi doi playboy kayak lo-"

"Lah? Kenapa gue jadi di bawa-bawa?" tanya Semesta.

"Udah sih diem dulu, gue lagi kesel gini malah bacot mulu," ucap Bulan yang membuat Semesta terdiam.

"Gue yang jadi doi playboy kayak lo. Gue juga yang milih jadi doi lo. Kenapa malah mereka yang ribet sih ngurusin hubungan kita? Kita aja gak pernah ngurusin hubungan kita, kan?"

"Ya gak usah di bawa-bawa dong itu yang terakhir. Aib, bego," kata Semesta sambil menatap Bulan sinis.

"Gue ngomong 'kan kenyataan."

"Udah ah, ayo ke kantin. Dari pada kesel mulu lo," kata Semesta berusaha memadamkan emosi Bulan.

"Gue bawa makan."

"Tumben lo bawa makan terus akhir-akhir ini. Gak ada apa-apa yang lo sembunyiin, kan?"

"Gak lah. Gue nyembunyiin apaan?"

"Sorry, Lan, sebelumnya. Gue mau nanya hal yang gak pantes."

"Nanya apa?"

"Janji sama gue jangan marah ya?" kata Semesta.

"Apa?"

"Janji dulu," kata Semesta.

Semesta mengangguk. "Iya, janji. Kenapa, sih?"

"Lo ada pegangan uang, kan?"

Bulan tersenyum. "Ada kok. Emang kenapa? Gue keliatan miskin banget?"

Senyum Bulan di mata Semesta seperti menampakan senyum yang berbeda dari biasanya. Semesta jadi kurang yakin dengan jawaban Bulan. "Bukan gitu. Tapi gue mohon kalau ada apa-apa, ngomong sama gue. Gue bakal ada buat lo."

Bulan tersenyum mendengar perkataan Semesta. "Thanks banget."

"Yaudah, sana! Katanya mau makan. Nanti gue yang di makan."

"Ngaco lo!" ucap Bulan. "Yaudah, gue duluan ke kelas ya?"

"Iya. Hati-hati."

"Oke. Bye!" Bulan melangkahkan kakinya meninggalkan Semesta.

Semesta menatap punggung Bulan dengan senyumnya. Setelah punggung Bulan menghilang, Semesta langsung melangkahkan kakinya untuk menuju ke kantin.

"Wuih, juragan baru dateng," ucap Erwin saat melihat kedatangan Semesta.

[✓] - Dari Semesta [COMPLETED]Where stories live. Discover now