Giyanta dihadapkan dengan masa lalunya yang belum selesai. Ia pikir luka bisa sembuh seiring waktu berjalan. Sayangnya, ia juga lupa kalau luka dalam meninggalkan bekas yang jelas. Prioritasnya adalah anak-anaknya, meski itu artinya Giyanta terus lupa akan dirinya sendiri. Rahandika berdiri di panggung dengan persona Raijin. Akan tetapi, gemerlapnya lampu festival dan harta tidak akan bisa menyilaukannya. Surajana tetaplah prioritas utama yang tidak dapat diganggu gugat, meski ia masih terus berlari dari sisi gelap kehidupannya. ❗Any similarity to actual person or event is unintentional.❗