MARK AS [SUAMI]

49.7K 5.1K 1.8K
                                    

"ngapain ke sini? mau ngajak pulang lagi? ajak aja temen kamu si mina itu," ujarku ketus saat kembali mendapati mark yang berdiri di depan pintu rumah orang tuaku.

mark memajukan bibir bawahnya, lalu memegangi lengan bajuku dengan manja.

"sayanggg pulang ya? kamu udah tiga hari loh di rumah mama. lagian aku sama mina cuma temen biasa gak ada hubungan apa-apa." ucap mark dengan suara setengah merengek.

"iya sekarang temen doang, gak tau nanti sore." aku mendengus lalu berniat menutup pintu rumah mama sebelum mark menahannya menggunakan kaki.

"awas gak?!" aku menatap mark dengan mata melotot, namun suami menyebalkanku itu malah terkekeh pelan.

"galak banget sih, jadi makin kangen." merasa aku mulai lengah, mark mendorong pintu itu dan langsung menarikku ke dalam dekapannya.

"mark, lepas gak?!" aku memukul dadanya brutal, namun itu sama sekali tak membuahkan hasil dan malah membuat mark semakin mengeratkan pelukannya.

"sayang pulang ya? kamu gak kangen sama aku? gak kangen sama jagoan kita, david?" aku berhenti memberontak ketika nama david meluncur dengan mulus dari bibir mark.

"k-kangen.." cicitku sangat pelan.

mark yang mendengar cicitanku sontak tersenyum kecil, "david juga kangen banget sama bundanya, dia kangen masakan kamu. dia bahkan gak mau tidur kalo gak sambil peluk baju kamu."

aku menghela napas, merasa bersalah karena telah meninggalkan david bersama ayahnya yang bahkan memasak telur saja tidak bisa.

siapapun yang menyaksikan pertengkaran kami pasti akan menyimpulkan kalau aku adalah ibu dan istri yang egois.

tapi istri mana yang tidak cemburu jika suaminya memeluk perempuan lain yang katanya hanya sebatas 'teman', tanpa menjelaskan apapun pada istrinya.

"ya pulang yaa?" mark mengendurkan pelukannya, menatapku dengan mata berbinar penuh harap.

"besok. aku janji besok bakal pulang," ucapku tanpa berniat menatap mata mark yang kini menyendu.

"alright, take your time honey." mark memaksakan senyum tipis, lalu mengecup kening dan bibirku tanpa aba-aba.

"we'll wait for you, bunda."

———

"sebentarr," ucapku saat mendengar bel rumah mama ditekan berkali-kali. saat ini aku tengah bersiap untuk pulang ke rumah seperti yang aku katakan pada mark kemarin.

aku membuka pintu rumah mama perlahan hingga menampakkan postur tubuhku.

"mina? kok kamu bisa tau alamat rumah orang tuaku?" aku mengernyit heran saat mendapati mina berdiri di depan pintu rumah mama dengan senyum ramahnya.

"aku mau ngomongin sesuatu sama kamu, boleh?" tanya mina tanpa menghilangkan senyumannya sedikit pun.

"boleh, masuk dulu." aku membuka pintu lebih lebar, mempersilahkan wanita itu untuk masuk dan duduk di ruang tamu.

"bentar ya aku bikin minum dulu."

aku berniat beranjak menuju dapur untuk membuat minuman, namun mina tiba-tiba memelukku membuatku kebingungan.

"kamu kenapa?" aku kelabakan saat merasa pundakku basah, iya! mina menangis di pelukanku.

merasa bingung harus bagaimana, aku hanya menepuk-nepuk punggung mina dengan lembut berusaha menenangkannya yang tak kunjung berhenti menangis.

NCT AS | NCT OT23Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz