CHENLE AS [TEMAN KAMPUS]

21.7K 4K 830
                                    

"kakak!"

aku yang baru memasuki area kosan, atau yang lebih sering kami sebut kontrakan langsung terlonjak kaget saat seorang anak perempuan berlari ke arahku dan langsung memeluk pinggangku erat.

"hey, azka kenapa hmm?" aku mengusap punggung anak perempuan bernama azka itu dengan lembut, menenangkannya yang terlihat bergetar ketakutan.

"mama sama papa berantem lagi, azka takut.." adunya dengan tangan yang mencengkram sisi sweater-ku erat.

"gak papa.. kakak di sini, azka jangan takut lagi ya." aku kemudian berlutut di depan azka, mengusap wajah anak perempuan berusia 7 tahun itu dengan sayang.

"sementara azka di tempat kakak dulu aja, oke? nanti kalo mama nyari azka, pasti mama telepon kakak kok." azka mengusap matanya yang berair, lalu mengangguk setuju.

"azka masuk duluan ya, ini kuncinya. kakak mau ngobrol sama temen kakak sebentar."

aku memberikan kunci kamar kontrakanku pada azka lalu beralih pada chenle, teman kampusku yang sedari tadi hanya diam menyimak interaksiku dengan azka.

aku menatap chenle dengan senyum sungkan, tadi aku dan chenle berniat ke kontrakanku untuk mengerjakan tugas kelompok karena kebetulan hari ini aku tidak membawa laptop ke kampus.

"dia siapa?" tanya chenle, matanya yang tadi mengikuti setiap gerak-gerik azka kini beralih padaku.

"anak dari pasangan suami istri yang tinggal di lantai dua, namanya azka. dia sering main sama gue karena orang tuanya gak pernah merhatiin dia. bahkan azka pernah gak makan seharian karena orang tuanya sibuk cekcok."

aku menghela napas, lalu menatap azka yang sudah berada di ruang tengah rumah kontrakanku dengan beberapa mainan yang sengaja aku belikan untuknya.

"kenapa?" mendengar suara chenle yang entah mengapa tiba-tiba berubah, aku langsung beralih menatapnya yang juga menatapku dalam.

keningku mengernyit mendengar pertanyaan itu. "kenapa? maksudnya?" tanyaku bingung.

"kenapa lo peduli sama anak kecil yang bahkan gak lo kenal sebelumnya?"

aku tersenyum lirih, kembali membalas tatapan chenle yang ternyata belum beralih dariku.

"karena gue gak bisa bayangin kalo anak gue ada di posisi itu. gak diperhatiin sama orang tuanya, gak diajak main bareng sama orang tuanya, bahkan gak dikasih makan sama orang tuanya."

"lo sadar gak sih?" pertanyaan ambigu chenle lagi-lagi membuatku mengernyit bingung.

"lo sadar gak sih sikap lo itu bikin laki-laki yang bahkan gak deket sama lo, langsung jatuh cinta cuma dalam hitungan beberapa detik?"

———

setelah chenle duduk di karpet bulu depan televisi yang ada di ruang tengah kamar kontrakanku, aku langsung beranjak ke dapur untuk mengambil minuman kotak yang sengaja disediakan orang tuaku kalau-kalau teman kampusku bermain kemari.

kamar kontrakanku ini terbilang sangat luas untuk satu orang, dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tengah yang cukup untuk 5-7 orang, dan juga dapur yang lumayan luas.

"diminum, le. gue ke dapur bentar ya." aku meletakkan nampan berisi minuman kotak dan susu kotak untuk azka, juga beberapa cemilan ringan yang aku punya.

"kakak pacarnya kakak cantik ya?" pertanyaan polos yang keluar dari mulut azka itu berhasil membuatku yang sedang meneguk air putih tersedak hingga hidungku terasa sedikit perih.

"azka jangan tanya aneh-aneh ih," tegurku seraya menekan-nekan hidungku yang terasa perih.

aku kembali ke ruang tengah agar azka tidak lagi menanyakan hal aneh pada chenle, yang bisa saja membuat kami yang memang tidak terlalu dekat sebelumnya menjadi sangat canggung.

chenle terkekeh pelan, tangan putihnya terulur mengusap rambut azka dengan sayang.

sementara si empunya langsung menyengir senang.

tentu saja senang.. memangnya manusia jenis apa yang tidak senang kepalanya diusap oleh laki-laki tampan, bikin aman, bikin nyaman, anak tuhan, idaman dan penerus perusahaan besar semacam chenle.

okey, sepertinya sedikit berlebihan. walau memang begitu kenyataannya.

"lo bikin ppt, gue cari materi ya." aku menyerahkan laptop silver dengan logo apel tergigit warisan dari abangku itu pada chenle.

"kenapa gak lo aja yang bikin ppt, gue cari materi. bikin ppt 'kan lebih gampang," ujar chenle dengan salah satu alis terangkat seolah menunggu jawaban.

aku menyengir canggung, "gue.. agak gaptek, ntar kalo hasilnya menurut lo gak memuaskan, malah jadi kerja dua kali. lo aja yang bikin ya???" wajahku kubuat semelas mungkin di akhir kalimat.

chenle tiba-tiba mengalihkan kepalanya ke samping, membuatku mengernyit bingung.

"lo kenapa? kepanasan? kalau mau idupin ac pintunya harus ditutup, kipas angin aja mau nggak?"

azka mencolek lenganku, senyum jahil terlihat di wajahnya. "kakak ganteng lagi senyum-senyum, mungkin kakak ganteng gemes sama kakak." 

aku melotot, lalu spontan menutup mulut azka yang tanpa dosa berujar dengan suara cemprengnya.

"azka, ih.." ujarku gemas.

chenle kembali menghadapku, kali ini senyum lebar yang diucapkan azka benar-benar tertangkap oleh indra penglihatanku.

"azka bener. lo gemesin, gue jadi pengen unyel-unyel."








ini readersku pada ganti uname barengan atau memang banyak readers baru? kalau bener banyak readers baru, selamat datang di lapak halu yang sangat mainstream ini yh

buat readers lama... semoga kalian masih sabar sama ide nulisku yang naik turun 😭🙏

 semoga kalian masih sabar sama ide nulisku yang naik turun 😭🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
NCT AS | NCT OT23Where stories live. Discover now