JOHNNY AS [TOUR GUIDE]

41.4K 5.1K 319
                                    

"is there a place you might want to visit?" aku menatap pria jangkung yang berdiri di samping kakakku itu dengan tatapan gemas.

saat ini aku dan keluarga sedang liburan di indonesia, tempat kelahiran anggota keluargaku termasuk aku.

kami sekeluarga terpaksa pindah ke amerika karena ayahku harus memimpin cabang perusahaan milik kakek disana.

ah, ngomong-ngomong pria jangkung itu adalah tour guide kami, entah apa motivasi kakakku menyewa tour guide, padahal kami bisa saja mengajak keluarga yang tinggal disini.

tapi ia tetap bersikukuh untuk menyewa tour guide, dan akhirnya aku mengerti apa alasan di balik kemauannya itu.

pria itu tampan. 

dan kakakku adalah salah satu wanita yang haus akan pria tampan. padahal kakakku sudah memiliki pacar dan akan menikah bulan depan.

"santai aja, kak. kita bisa bahasa indonesia kok," ucapku yang berhasil membuatnya menoleh ke belakang, menatapku kagum.

aku memang lahir di indonesia, tapi belum genap dua bulan aku lahir. kakek langsung menyuruh kami agar segera pindah karena perusahaan di sana sedang terkena masalah.

jadi, tidak heran kalau banyak orang terkejut ketika mendengar bahasa indonesiaku yang sangat fasih.

"sebenernya kita bisa aja ngajak keluarga disini. tapi kakak menel, maunya sama tour guide ganteng." kakakku memekik kesal, sedangkan pria jangkung itu tersenyum malu mendengar kalimat terakhir ku.

aku tidak salah kan? dia memang benar-benar tampan, jadi tidak salah kalau aku memujinya tampan.

"oh iya, namamu siapa?" tanya kakakku pada pria itu, "kakak, inget kak joshua."

kakakku mendelik, lalu menatapku tajam membuatku tertawa puas, setelah itu aku berjalan mendekati ayahku yang sibuk berduaan dengan bunda, meninggalkan kakakku dengan pria itu.

"jadi kamu pernah tinggal di amerika juga?" tanya kakakku yang masih bisa terdengar olehku.

"agatha!" aku dan keluargaku serentak menoleh ketika mendengar nama kakakku di sebut, dan mendapati pria tampan yang berlari mendekati kakakku.

itu kak joshua.

pacar sekaligus calon suami kakakku.

aku tertawa kencang ketika melihat wajah kak agatha yang terlihat sangat tegang, "kak josh, kak agatha-nya menelin tour guide kita tuh."

ucapanku berhasil membuat kak joshua menatap kak agatha tajam, aku tertawa kencang hingga ayah menepuk bahuku pelan.

"tour guide-nya daritadi ngeliatin kamu terus tuh." aku mengernyit tak paham, lalu menatap ayah bingung. "terus?"

"ayah gak masalah kok punya mantu tour guide." aku melotot lalu memukuli lengan ayah, pelan tentu saja. aku tidak mau jadi anak yang durhaka pada ayahku sendiri.

"ayah!" aku memekik kesal, yang berhasil membuat ayah dan bunda tertawa puas.

———

saat ini aku dan keluargaku serta kak johnny, tour guide tadi, sedang berada di salah satu mall besar di kota ini.

sedari tadi kak joshua tak henti-hentinya memeluk pinggang kak agatha posesif. calon kakak iparku itu memang sudah sangat hafal dengan kelakuan calon istrinya.

sedangkan ayah juga, sedari tadi menggandeng erat tangan bunda, meninggalkan aku yang berjalan di paling belakang dengan kak johnny di sampingku.

"kamu punya pacar?" aku menoleh ketika suara berat masuk ke dalam indra pendengaranku.

"gak di bolehin ayah, katanya langsung nikah aja." kak johnnya terlihat mengangguk beberapa kali, membuatku gemas.

"kalo kakak sendiri gimana?" kak johnny kembali menoleh, menatapku dengan tatapan berbinar(?)

"kalo pacar gak punya, kalo calon istri ada, mungkin?" aku mengangguk singkat, entah mengapa merasa kecewa dengan jawaban kak johnny.

"kamu mau liat calon istri saya?" aku kembali menoleh ke kak johnny, dengan tatapan yang sedikit menyendu.

"memang boleh?" tanyaku lesu, yang di balas oleh anggukan semangat olehnya.

sepertinya kak johnny sangat mencintai calon istrinya, jadi aku tidak punya kesempatan ya? eh?

kak johnny mengeluarkan ponsel yang berada di saku celananya, lalu menyodorkan ponsel tersebut di depan wajahku.

"kok kamera sih kak, galeri dong." aku mengernyit bingung ketika pria itu malah membuka fitur kamera depan.

kak johnny tertawa pelan lalu mengacak rambutku gemas, "kakak belom punya foto sama dia, kamu mau gak foto sama kakak?"

aku menggaruk tengkuk, semakin bingung dengan ucapannya yang terkesan belibet, atau aku yang tidak pekaan?

"ternyata kamu gak peka ya, maksud saya calon istri saya itu kamu, kamu berkenan gak jadi teman hidup dan ibu dari anak-anak saya?"




 




NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang