JOHNNY AS [DADDY]

24.1K 3.2K 814
                                    

"kakak lari-larinya udah dulu, sini isi bensin." aku melangkah menghampiri malaikat kecilku yang asik berlarian bersama selena dengan sepiring nasi lengkap dengan lauk di tanganku.

"nanti mami, kakak masih mau main sama mama selena." putra kecilku berhenti berlari, beralih menatapku merengut.

ya, itu putra kecilku, malaikat kecilku yang mampu membuatku bertahan hidup di dunia ini walaupun harus melewati beribu rintangan.

arion azri hanenda, laki-laki mempesona dan cerdas yang pantang menyerah dan selalu menerangi orang-orang di sekitarnya.

seperti namanya, arion benar-benar tumbuh menjadi sosok tampan dan ceria yang membuat semua orang tersenyum melihatnya.

"ya udah tapi nanti makan sendiri ya?" ujarku seraya berbalik duduk di teras rumah.

arion langsung berjalan mendekatiku dengan bibir manyunnya setelah mendengar ucapanku.

"mau disuapin mami."

aku tersenyum gemas, mengacak surai halusnya dengan sayang.

"kalo mau disuap mami duduk sini." aku menepuk pahaku agar putra kecilku itu duduk di sana.

arion menggeleng pelan. "rion gak mau dipangku. rion udah gede, mami," serunya kesal.

"iya-iya bayinya mami udah gede." arion semakin manyun mendengar ucapanku yang menggodanya.

"mami jail." arion mendengus dengan wajah merengut.

"selena juga laper, suapin selena juga dong mami." selena menghampiri kami dengan tubuh penuh keringat.

aku mendengus geli. "inget umur, bulan depan mau nikah juga masih aja kayak anak bocah."

selena menyandarkan kepalanya di bahuku dengan kedua tangan yang melingkar di pinggangku.

"nanti kalo gue udah tinggal sama devin, janji jangan nyakitin diri lo kayak dulu ya?"

aku tersenyum kecil mendengar ucapan selena yang terdengar seperti ancaman.

tepat satu minggu setelah aku mengetahui bahwa arion tumbuh di rahimku, aku seperti berubah menjadi orang gila. arion bahkan hampir tidak selamat karena depresi berat yang aku alami.

aku juga tidak ingat sudah berapa kali berusaha melakukan percobaan bunuh diri, walaupun semuanya berakhir gagal karena selena yang selalu datang tepat waktu.

aku ingat saat selena dan kedua orang tuanya langsung membawaku tinggal bersama mereka saat mendapati aku hampir melakukan gantung diri di kamar.

"mami kenapa bengong? rion capek buka mulut terus," rengek arion yang ternyata sedari tadi menunggu suapanku.

aku terkekeh geli, mengecup pipi gembulnya sekilas sebelum memasukkan sesuap nasi beserta lauk ke dalam mulutnya.

"lo gak ada rencana masukin rion ke tk atau sd gitu? walaupun udah fasih baca dan nulis, rion harus tetep bersosialisasi sama anak-anak seusianya loh."

"hmm, menurut lo bagusnya kapan gue daftarin rion sekolah?" tanyaku meminta pendapat selena.

"secepetnya! kalo bisa besok, ya besok," ucap selena menggebu-gebu.

"lagian kalo gak salah besok hari terakhir pendaftaran siswa-siswi baru," lanjut selena menambahkan.

aku mendengus pelan. "ya udah besok gue coba daftarin deh. lo temenin ya?"

selena mengacungkan ibu jarinya. "beres!"

ia kemudian beralih pada arion yang menatap kami dengan pipi menggembung yang bergerak-gerak karena sedang mengunyah.

NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang