XIAOJUN AS [SEPUPU]

46.1K 4.9K 759
                                    

aku memasuki kamar xiaojun dengan wajah merengut, "ojunn," rengekku membuatnya yang sedang berbaring di atas ranjang langsung menoleh padaku.

"kenapa?" xiaojun beranjak duduk lalu merentangkan kedua tangannya membuatku langsung memeluknya dan menangis di dada bidangnya.

"kenapa, ih?" xiaojun terlihat panik ketika menyadari kaus yang di pakainya basah karena air mataku.

aku tak menjawab, dan masih sibuk menangis di dekapan hangatnya, xiaojun menghela napas lalu mengusap rambutku dengan lembut sesekali mengecup puncak kepalaku.

aku mengusap wajahku dengan kasar setelah kurang lebih tiga puluh menit menangis didekapan xiaojun,

xiaojun yang melihat itu langsung menepis tanganku dan mengusap wajahku dengan lembut.

"mau cerita?" aku menggeleng membuat xiaojun menghela napas kecewa, "kalo ada masalah cerita sama aku, kita udah sama-sama dari kecil dan aku udah nganggap kamu sebagai adek aku sendiri."

adek ya?

aku tersenyum kecut lalu langsung beranjak dari ranjang xiaojun dan mengambil tote bag milikku yang berada di atas meja belajar xiaojun dengan kasar.

aku langsung menjalankan motor milikku membuat xiaojun mengernyit bingung dengan sikapku yang 'sedikit' aneh.

———

aku mengerang kesal ketika mendengar suara bel rumah yang terus berbunyi, saat ini dirumah hanya ada aku sendiri.

karena kedua orang tuaku sedang berada dirumah hendery—salah satu sepupuku—sedangkan para maid diberikan jatah libur oleh mama.

"siap—" aku memutar bola mata malas lalu kembali berniat menutup pintu sebelum kaki panjang xiaojun menahannya.

aku mendecak kesal lalu menatap xiaojun dengan tatapan 'kurang' ramah, "kenapa sih?"

xiaojun menghela napas lalu memegang kedua bahuku dan meremasnya pelan, "kenapa? aku ada salah?"

"gak, aku yang salah." xiaojun mendecak kesal lalu meraih daguku agar aku membalas tatapannya.

"kamu boong." aku mengerang kesal lalu menepis kedua tangannya yang memegang bahuku dengan kasar membuat xiaojun menatapku bingung.

"gak usah samperin aku lagi, gak usah deket-deket aku lagi." aku mendorong xiaojun lalu menutup pintu rumah dengan kasar.

xiaojun mematung ketika mendengar ucapan 'sepupu' kesayangannya itu.

aku menyandarkan punggungku dibalik pintu dan membiarkan tubuhku merosot ke bawah diikuti dengan air mata yang menetes dari kedua mataku.

———

aku tersentak ketika seseorang meraih pergelangan tanganku dengan kasar, aku berusaha memberontak ketika menyadari orang itu adalah xiaojun.

orang yang sudah aku hindari selama seminggu belakangan.

"lepas!" aku berusaha melepas genggaman tangan xiaojun pada pergelangan tanganku, namun hasilnya nihil.

xiaojun terlalu kuat.

xiaojun menyuruhku untuk memasuki mobilnya yang tentu saja aku tolak mentah-mentah, xiaojun menggeram rendah lalu mengangkat tubuhku dan membawaku masuk ke dalam mobilnya.

xiaojun memasangkan safety belt untukku, lalu berjalan dengan langkah lebar ke arah kursi pengemudi.

setelah tiga puluh menit dalam perjalanan akhirnya aku dan xiaojun sampai di salah satu rumah besar yang tidak aku ketahui milik siapa.

xiaojun memberi kode agar aku segera turun, dan kali ini aku menurut tanpa berniat membantah.

"ini rumah siapa?" tanyaku ketika xiaojun dengan santainya membuka pintu utama rumah itu dengan kunci yang berada di tangannya.

"masuk." aku berjalan memasuki rumah itu diikuti xiaojun di belakangku.

aku mengernyit ketika mendapati banyak fotoku bersama xiaojun di dinding rumah itu.

"ini rumah siapa sih sebenernya?" aku berbalik lalu mendongak, menatap xiaojun yang berada di belakangku dengan tatapan bingung.

"rumah kita." aku mengernyit bingung membuat xiaojun yang melihat itu tersenyum kecil.

"rumah kita?" xiaojun mengangguk cepat membuatku semakin bingung, "setelah wisuda kita bakal langsung nikah."

aku memekik tertahan ketika mendengar ucapan 'melantur' yang keluar dari bibir xiaojun, "kita itu sepupu xiaojun, kita gak mungkin ni—hmmpp!"

xiaojun mendorongku hingga kami terjatuh diatas sofa yang berada didepan televisi, lelaki itu lalu mencium bibirku dengan lembut, membuatku merasa nyaman.

"aku itu bukan sepupu kamu, itu cuma akal-akalan orang tua kita biar kita jadi lebih deket." xiaojun menatapku yang masih sibuk mengatur napas dengan senyum manis di bibirnya.

"kata kamu, kamu sayang sama aku sebagai adek kamu sendiri." xiaojun tersenyum gemas lalu kembali mengecup bibirku sekilas,


"i love you, and always will be."







NCT AS | NCT OT23Where stories live. Discover now