HAECHAN AS [CRAZY RICH]

26.1K 3.7K 1.6K
                                    

"mendingan lo jauh-jauh deh dari haidar. sadar diri, lo itu cuma orang miskin dari keluarga broken home yang cuma bakal malu-maluin keluarga haidar."

aku hanya menghela napas panjang mendengar ucapan gadis di depanku itu, nesya.

memejamkan mata sejenak, aku lalu menarik napas panjang berusaha mengendalikan emosi sebelum akhirnya mendongak dan membalas tatapan angkuh nesya dengan santai.

"iya. saya tau saya cuma perempuan biasa yang sangat jauh dari kata pantas untuk disandingkan dengan haidar. tapi kamu bisa apa kalau Allah sudah lebih dulu menyandingkan nama haidar dengan nama saya di lauhul mahfudz-Nya."

wajah nesya semakin keruh mendengar balasanku. dengan geram ia berujar, "dasar perempuan miskin gak tau diri! lo itu punya apa sih, sampe berani banget bersanding sama haidar."

"muka biasa aja, fashion ketinggalan jaman, bahkan badan lo gak jauh lebih bagus dari badan adek gue yang masih umur 14 tahun."

aku menarik napas lelah. "fashion yang kamu bilang ketinggalan jaman ini adalah fashion yang wajib digunakan semua wanita muslim, menutup aurat."

nesya mendengus tak minat. "udah deh, males gue berdebat sama orang sok suci."

"saya juga sebenernya malas berdebat sama orang yang tidak mau menaati peraturan Tuhannya." aku tersenyum tipis lalu menepuk bahunya sekilas sebelum beranjak meninggalkannya.

"hey." aku berhenti melangkah saat mendengar panggilan lembut seseorang.

setelah menyadari bahwa pemilik suara itu adalah haidar, aku segera menaiki motorku dan melajukannya dengan kencang.

saat ini aku sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun.

termasuk haidar, calon suamiku.

calon suami yang terpaksa lebih tepatnya. karena kami menikah didasari oleh wasiat dari kakek haidar yang pernah aku tolong dari begal 8 tahun yang lalu.

———

aku membuka pintu rumah dengan helaan napas panjang, rasanya ingin mengeluh tapi aku sadar bahwa di luar sana masih banyak orang yang bernasib lebih buruk daripadaku.

setelah membersihkan diri di kamar mandi, aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur.

"enak banget rebahan gini," gumamku seraya mengguling-gulingkan tubuhku di atas kasur.

baru saja alam bawah sadarku akan terenggut, suara ketukan pintu terdengar nyaring membuatku mau tak mau harus beranjak dari kasur.

aku memakai jilbab terusan yang panjangnya hingga mencapai perutku sebelum melangkah cepat menuju pintu depan.

"siap—tante?" aku mengerjap bingung saat tante aisyah—ibu kandung haidar—memeluk tubuhku dengan sangat erat tepat setelah aku membuka pintu.

"maaf, tante minta maaf atas ucapan gak pantes nesya ke kamu," ucap tante aisyah dengan suara paraunya.

aku mengangguk kaku, tanganku kemudian perlahan naik mengusap punggung tante aisyah dengan lembut.

"tante gak perlu minta maaf, lagipula apa yang dibilang nesya itu memang bener. aku gak akan bisa sama haidar kalo gak ada wasiat dari kakek."

"no! ada atau enggaknya wasiat itu pun kamu sama haidar akan tetep bersama nantinya. kalau 8 tahun yang lalu kamu gak selamatin kakek dari begal yang membuat wasiat itu ada pun, kamu akan menikah sama haidar gimanapun skenarionya."

NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang