DOYOUNG AS [DOSEN]

69.4K 6.7K 1.5K
                                    

saat ini aku sedang berada di kantin fakultas teknik bersama kedua sahabatku, somi dan ryujin.

aku meminta mereka untuk menemaniku mengerjakan tugas, tapi kedua sahabatku itu malah fokus dengan pasangannya masing-masing.

mencoba mengabaikan, aku kembali fokus dengan laptop dengan logo apel di belakangnya. mataku membelalak ketika menyadari laptopku mati karena kehabisan baterai dan tugasku sama sekali belum tersimpan.

aku mengacak rambut frustasi. kemudian memutuskan untuk langsung membereskan barang bawaanku, mengabaikan tatapan bingung dari kedua sahabatku, dan berlari ke arah parkiran sebelum melajukan motorku dengan kecepatan tinggi.

aku mengetuk pintu kosan xiaojun dengan brutal, membuat si pemilik pintu bercat cokelat itu berdecak lalu membuka pintu dengan malas.

sepertinya dia sudah hafal dengan kelakuan sepupunya, yang selalu menumpang di kosannya jika akan mengejar deadline.

"deadline kapan sih?" tanya xiaojun seraya mendudukkan tubuhnya di sampingku, "sore ini." xiaojun membelalak lalu melirik jam yang sudah menunjukkan pukul satu siang.

———

sekitar jam empat aku baru menyelesaikan tugasku, dan langsung mengcopy nya ke dalam flashdisk yang sudah aku siapkan.

aku mengecup pipi xiaojun—yang sedang tertidur—singkat, lalu berlari ke arah motorku yang berada di depan pintu kostan xiaojun.

melihat jarum panjang sudah akan menunjuk ke angka 5, aku segera menarik gas lebih kencang.

dan setelah sampai, aku segera berlari ke kelas yang sudah memulai mata kuliah sejak dua puluh menit yang lalu.

merutuk dalam hati ketika aku baru ingat siapa yang mengisi kelas sore ini.

doyoung, dosen killer yang sialnya tampan dan mapan itu selalu membuatku kesal setengah mati.

sikapnya yang arogan dan semena-mena membuatku benar-benar membencinya.

aku menarik napas panjang, lalu mengetuk pintu itu beberapa kali, "masuk." aku mendorong pintu itu ke dalam setelah mendapat sahutan.

aku mengusap tengkuk, merasa canggung ketika mendapat tatapan tajam dari dosen galakku itu.

"maaf, pak, saya terlambat." pria berumur dua puluh delapan tahun itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"dua puluh menit tiga puluh dua detik, dan anda tahu saya membenci orang yang terlambat, meski hanya satu menit." aku tersenyum paksa lalu membungkuk sebagai permintaan maaf.

"keluar." aku yang sudah tahu ini akan terjadi dengan pasrah berjalan ke luar kelas, mengabaikan tatapan iba dari teman-teman seangkatanku.

———

aku menggigit bibir bawahku keras-keras, saat ini aku sedang berada di depan ruangan pak doyoung untuk mengumpul tugas yang minggu kemarin ia berikan.

dengan segenap keberanian, aku mulai mengetuk pintu kaca yang terlihat buram itu beberapa kali.

"masuk." kaki jenjangku perlahan memasuki ruangan itu dan berdiri tepat di depan meja pak Doyoung, "kenapa kamu terlambat?"

aku menunduk lalu memejamkan mataku ketika rasa takut mendominan diriku, "s-saya tadi berada di kosan xiaojun untuk mengerjakan tugas dari bapak."

aku bisa melihat dari sudut mataku, kalau pria itu langsung menatapku tajam. "mana?" aku mendongak, mengernyit bingung.

"ck, tugasmu." aku memberikan flashdisk bergambar pororo milikku pada pak doyoung, aku bisa melihat pria itu menahan tawa ketika melihat flashdisk milikku.

setelah mengecek tugasku, ia langsung mengembalikan flashdisk bergambar pororo itu padaku dengan senyum miring.

"flashdiskmu sangat kekanakkan."

———

aku mendecak kesal, hari ini somi dan ryujin memutuskan untuk bolos bersama tanpa memberi tahuku, meninggalkanku sendirian.

sebenarnya tidak sepenuhnya sendirian, karena sedari tadi aku selalu menempel pada xiaojun—sepupuku.

xiaojun melepas lenganku yang bertengger di lengannya membuatku langsung merengek.

aku memang akan berubah menjadi manja ketika bersama xiaojun dan sepupuku yang lainnya.

"ikuttt," rengekku membuat xiaojun melotot, "gua mau ke toilet, mau ikut?"

aku mendecak manja, "ikut." xiaojun mendelik, lalu mendorong tubuhku membuatku hampir saja terjatuh jika tidak ditahan seseorang.

"p-pak doyoung?" gumam xiaojun tak percaya, ketika melihat pak doyoung yang menahan tubuhku agar tak terjatuh.

aku langsung berdiri, dan melayangkan protes pada xiaojun. mengabaikan pak doyoung yang menatapku tajam.

"bodoamat gua pundung." xiaojun memelas lalu menggerakkan lenganku dengan manja, "aaaaa maaf," rengeknya.

xiaojun berfikir sejenak, lalu dengan cepat mengecup pipi kanan dan kiriku singkat, melupakan fakta bahwa pak doyoung melihat semua itu.

"gua mau ke toilet, lo duluan aja. nanti pulang bareng gua pokoknya." aku mengangguk semangat membuat xiaojun langsung mengacak rambutku gemas.

aku berbalik, berniat berjalan menuju kantin sebelum atensiku terfokus pada pak doyoung yang menatapku tajam.

pria itu secara tiba-tiba menarik pergelangan tanganku dengan kasar. aku meringis.

pak doyoung membawaku ke ruangannya dan mendorongku ke kursi kerjanya. "jangan melakukan hal tidak senonoh di kampus."

aku membelalak lalu menatapnya yang masih menatapku tajam. "s-saya tidak—"

"siapa xiaojun?" aku mengernyit ketika mendengar nada tak suka terselip di pertanyaan pak doyoung.

"s-sepupu." aku bisa melihat pak doyoung membelalak dan langsung berjalan mendekatiku.

tangannya menarik pergelangan tanganku yang sedikit memerah, lalu mengusapnya pelan, "maaf."

aku tersenyum tipis lalu menarik tanganku dari genggamannya, "bukan masalah, kalau begitu saya per—"

aku membeku ketika pak doyoung memeluk tubuhku erat, "jangan lakukan hal itu dengan lelaki lain."

pak Doyoung melepas pelukannya lalu menatap wajahku dengan tatapan hangat, perlahan ia mendekat lalu mengecup pipiku sekilas.

"saya cemburu."


NCT AS | NCT OT23Where stories live. Discover now