SUNGCHAN AS [MURID]

32.4K 4.4K 1.5K
                                    

aku mengurut pangkal hidungku lelah, menjadi satu-satunya guru bk paling muda di sekolah ternyata tidak semudah yang ada dibenakku.

aku kerap kali harus mengurus beberapa murid yang sangat gemar keluar-masuk ruanganku setiap harinya.

terbukti kini sudah ada dua siswa dengan lebam di wajah masing-masing, duduk di hadapanku dan saling melempar tatapan tak suka yang terlihat seperti anak kecil.

aku berdehem, memecah keheningan yang terjadi di ruangan sepetak ini. "jadi apalagi kali ini? masih masalah rebutan pacarnya jeongin?" tanyaku yang diakhiri dengan dengusan geli.

sungchan, salah satu dari mereka mendecih pelan sebelum akhirnya menatapku dengan mata elangnya.

"saya bahkan gak punya waktu untuk itu, miss," ucap sungchan dengan suara berat khas anak laki-laki pubertas.

aku menyandarkan punggungku pada sandaran kursi, beralih menatap guanlin yang duduk di samping sungchan dengan seringaian menyebalkannya.

"guanlin bisa ceritain ke miss, kenapa kalian berantem?" tanyaku dengan nada lembut, berusaha sabar menghadapi kedua siswa yang tak pernah akur ini.

"kalo guan bilang kita ngerebutin miss, miss bakal percaya gak?" tanya guanlin jahil, membuatku mendesah frustasi.

"miss serius, guanlin." mendengar ucapanku, guanlin lantas membelalak tak percaya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"saya masih sma lho, miss. masih polos," ucap guanlin dengan wajah tanpa dosa.

"tolong ampuni dosa hamba-Mu ini, tuhan." aku menenggelamkan wajahku pada lipatan tangan, entah dosa apa yang pernah aku buat di kehidupan sebelumnya hingga harus berurusan dengan dua siswa bandel seperti mereka ini.

"guanlin silahkan keluar, miss mau ngomong sama sungchan aja. kamu nyebelin," ucapku seraya menunjuk pintu ruangan.

"aduh miss gemes banget sih, gimana kalo kita pacaran nanti ya? kebayang gak sih, miss ngambek karena saya telat jemput terus saya ngebujuk miss abis itu kita maen di timezone berdua."

bukannya mengikuti perintahku, guanlin malah menatap langit-langit ruangan dengan senyum menggelikan di bibirnya.

merasa jengkel, aku segera mengangkat buku cetak bahasa indonesia yang tergeletak di atas mejaku membuat guanlin berlari keluar ruangan dengan tergesa-gesa.

astaga, kalau begini ceritanya aku bisa keriput sebelum waktunya T_T

"bener-bener ya anak itu." aku mendesah lelah, kembali menyandarkan punggungku dengan mata terpejam.

hingga suara kekehan pelan membuatku kembali sadar kalau sungchan masih berada di ruangan ini.

aku berdehem pelan, kemudian menatap matanya penuh selidik. "miss tanya serius, kamu juga harus jawab serius."

sungchan mengangguk kecil, membalas tatapanku tak kalah dalam.

"kamu kenapa berantem terus sih sama guanlin? padahal kalo diliat-liat sebenernya kalian agak mirip loh."

sungchan tersenyum kecil, "seperti kata guanlin tadi. kalo saya bilang kita ngerebutin miss, apa miss bakal percaya?"

———

aku menyampirkan tas selempangku ke bahu kanan, berniat pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 5 sore dan sekolah sudah tak terlalu ramai.

hanya tersisa beberapa anggota basket dan juga anggota cheers yang sedang latihan di lapangan.

aku mematikan ac ruangan sebelum menguncinya dari luar, berjalan menuju gerbang utama melewati lapangan yang dipenuhi oleh suara pekikan demi pekikan anggota cheers.

"sore, miss," sapa mereka dengan kompak, bahkan sampai menghentikan kegiatan latihannya.

"sore juga, semangat ya latihannya," ucapku dengan satu tangan mengepal ke udara, memberi semangat untuk para gadis-gadis manis itu.

"makasih miss, hati-hati di jalan yaa." aku melambaikan tanganku pada mereka lalu kembali melangkah menuju gerbang utama.

"miss!"

merasa dipanggil, aku menoleh.

mendapati sungchan dengan jersey basket yang sudah basah oleh keringat. "miss mau pulang?" tanyanya setelah berdiri tegap di hadapanku.

aku mengangguk tanpa berniat menjawab lebih, "saya anter ya, miss?" tawarnya yang segera aku tolak dengan gelengan cepat.

"gak perlu! saya bisa naik go-car kokk," tolakku berusaha sehalus mungkin agar tak menyinggung perasaannya.

sungchan tersenyum kecil, "sayangnya saya gak terima penolakan." ia kemudian memberikan tas ranselnya padaku.

aku mengernyit, "maksudnya apa ya?"

sungchan terkekeh kecil, tangan kekarnya terangkat mengacak suraiku membuatku melotot galak.

"saya titip tas, biar miss gak kabur," bisik sungchan di telingaku, kemudian berlalu menuju kamar mandi untuk mengganti jersey basahnya.

"CIEEE! JADI TERNYATA SELAMA INI SELERA SUNGCHAN GURU MUDA GAISSS!"




NCT AS | NCT OT23Where stories live. Discover now