HAECHAN AS [KAKEL]

26K 3.9K 676
                                    

"cowo kalo lagi masak tuh aura gantengnya mendadak keluar semua ya," celetuk sonya yang duduk di sebelahku dengan bahuku sebagai sandarannya.

malam ini aku dan teman-teman seangkatanku juga kakak kelasku sudah berada di taman belakang hotel untuk bakar-bakar, menikmati malam terakhir kami karena study tour telah usai.

sebenarnya tidak semua ikut menikmati malam penuh asap ini, karena sebagian teman seangkatan dan kakak kelasku memilih untuk istirahat di kamar masing-masing setelah lelah berkeliling mencari oleh - oleh.

"asli! kak nathan yang gesrek aja jadi seksi kebangetan kalo lagi manggang daging gitu," balasku tanpa mengalihkan tatapanku dari kak nathan sedikitpun.

"hadeuh, jadi mengnaksir aku," gumamku dengan senyum tertahan saat mataku tanpa sengaja bersitatap dengan mata indah kak nathan.

sonya yang tadi sedang menikmati indahnya wajah ciptaan tuhan itu langsung mendelik tak suka.

"enak aja! kak nathan punya gue tau!" seru sonya dengan suara toanya.

aku mendecih pelan, "selama gak ada pernyataan langsung dari orangnya, kak nathan itu masih tetep cokiber alias cowo kita bersama. jadi gausah ngarep!"

aku dan sonya masih terus adu mulut, hingga kami kompak tersentak kaget saat kak nathan yang sedang mengawasi daging-daging yang sedang dipanggang dengan capitan daging di tangannya, seketika oleng karena dorongan dari kak haekal.

"minggir, lo makan aja sana! gue yang lanjut manggang," ucap kak haekal dengan muka songongnya.

kak nathan terkekeh ganteng, "duh, ribet ya jadi orang ganteng. yang itu berdua ribut karena rebutan, yang ini iri karena kalah ganteng."

selanjutnya kak nathan menyibak rambutnya dengan pose ala-ala sambil melangkah menuju meja di mana teman-temannya duduk.

aku bahkan baru tau kalau cakra itu ternyata termasuk salah satu teman masa kecil kak haekal dan yang lainnya.

"kalo udah balik ke mode biasa gue gak jadi mengnaksir deh, mending kak mark gak sih? ya walaupun receh-receh gimana gitu," ucapku pada diriku sendiri karena sonya sudah kembali sibuk memperhatikan kak nathan.

"tapi kak jevan boleh juga. cakep, iya. kaya, iya. baik hati dan tidak sombong, iya. pinter, gak usah ditanya. kekurangannya cuma agak garing dikit, tapi masih bisa ditoleransi sih sebenernya."

ini kenapa aku jadi menilai teman-teman kak haekal deh..

"daripada lo ngomentarin temen-temen gue, mending lo makan daging hasil panggangan gue." aku tersentak kaget saat mendengar suara berat tepat di sebelahku.

aku menoleh, dan mendapati kak haekal dengan senyum miringnya—seperti biasa—dan sepiring daging yang katanya hasil panggangannya. sementara sonya sudah hilang entah kemana.

"kakak sejak kapan di sini?!" tanyaku setelah beberapa saat terdiam.

"sejak temen lo pergi buat gombalin temen-temen gue," jawabnya santai.

aku melotot kaget dan refleks menoleh ke meja teman-teman kak haekal, di mana sonya sudah duduk diapit oleh kak nathan dan kak jevan.

kayaknya sonya jadi pahlawan deh di kehidupan sebelumnya. bisa-bisanya dia duduk diapit sama dua cowo ganteng kesayangan cewe-cewe satu sekolah.

"bener-bener ya itu anak." aku bangkit dari dudukku, berniat menghampiri sonya.

namun kak haekal sudah lebih dulu menahan lenganku agar tetap duduk manis. piring di tangannya kini sudah ia letakkan di pahaku.

"makan. jangan ngomel mulu, ntar gue gemes."

———

seperti saat berangkat waktu itu, kini kak haekal sudah ada di dalam bus kelasku, yang membuat berbeda adalah kali ini lengkap dengan teman satu gengnya.

"eits, mau kemana," tahan kak haekal saat menangkapku yang akan pindah duduk ke sebelah cakra yang ternyata sudah duduk bersama aji, teman seangkatanku yang juga teman kecil kak haekal.

"duduk samping gue. gue gak mau denger penolakan," ucapnya telak.

kak haekal lalu mendudukkan tubuhnya di sebelahku. tangannya meraih tanganku untuk ia genggam. "biar gak kabur." begitu katanya.

"kak.." panggilku pelan.

"hmm?" kak haekal yang sedang mengobrol dengan kak jevan yang duduk di sebrang kami, menoleh ke arahku.

"kakak kayak gini karena kejadian morning wood tempo hari ya?" tanyaku takut-takut.

bisa aku lihat dari sudut mataku tatapan mata kak haekal yang menajam. aku bergidik takut.

"jangan bahas kejadian itu lagi," ucapnya kesal.

"sorry.." aku mengalihkan tatapan keluar jendela, salah tingkah.

"mending kita bahas hal seru apa yang harus kita lakuin minggu depan. karena rencananya, gue mau minjem lo dari om dan tante."








Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
NCT AS | NCT OT23Where stories live. Discover now