JISUNG AS [SUAMI]

40.9K 4.8K 2.7K
                                    

"sung, kita cerai aja ya?"

jisung yang tengah menikmati sarapannya di meja makan sontak berhenti dan menghampiriku yang duduk di depan tv dengan kepala menunduk.

"kamu ngomong apa sih?" jisung duduk di sebelahku lalu menarik kedua bahuku agar menatapnya.

"kamu akhir-akhir ini selalu pulang larut. padahal biasanya sebelum jam enam kamu udah di rumah. aku ngerasa.. kamu bosen sama aku."

jisung mendesah kasar, ia menyandarkan punggungnya di sofa ruang tengah lalu mengusap wajahnya frustasi.

"aku ngerasa kamu ke kantor bukan untuk kerja tapi untuk ngehindar dari aku," lanjutku sendu.

"mungkin memang udah gini jalannya, aku harap kamu bisa nemu perempuan yang jauh—"

"engga! aku gak mau cerai! aku sayang kamu, aku cinta kamu. aku gak akan ngelepasin kamu gitu aja." tangis jisung pecah membuat isakannya terdengar di seluruh sisi apartement kami.

"sung, jangan gini.." aku menepuk punggungnya lembut agar ia berhenti menangis. namun hal itu malah membuat tangisannya kian mengeras.

"aku gak mau, sayang. aku gak mau cerai. gak akan pernah mau." tubuh jisung meluruh, ia berlutut di hadapanku dan menenggelamkan wajahnya di pahaku.

dengan napas yang putus-putus, jisung berusaha menjelaskan. "kantor lagi ada masalah akhir-akhir ini. aku gak pernah ngehindarin kamu, sayang. bahkan mikir kayak gitu aja gak pernah."

"tolong.. tolong percaya aku." jisung semakin menenggelamkan wajahnya di pahaku, membiarkan training abu-abu yang aku pakai basah karena air matanya.

"jangan pergi. jangan pernah pergi, aku gak bisa tanpa kamu. aku mohon." masih dengan punggung bergetar, jisung memeluk tubuhku erat.

sangat erat. seolah jika ia melepasnya aku akan langsung pergi dari sisinya.

"aku mohon, sayang." jisung kembali memohon dengan suara lirihnya.

"SURPRISEEEEE!"

keenam teman jisung keluar dari persembunyiannya, meledakkan confetti membuat jisung yang tengah menangis di pahaku tersentak kaget.

"kamu kena prank, itu kameranya aku taro situ." aku menunjuk ke belakang bingkai kecil yang ada di belakang foto pre wedding-ku dengan jisung, di mana terdapat kamera milik jaemin di sana.

jauh dari ekspektasi kami, jisung malah menangis semakin keras membuatku dan yang lainnya kebingungan.

"hey, bercanda doang. jangan nangis lagi dong." aku menarik bahu jisung. lalu mengusap wajahnya penuh kasih sayang.

"cup cup cup, bayi gede aku," ucapku dengan suara manja seraya mengusap lembut kepala belakang jisung.

"jangan bercanda gitu lagi. aku gak suka." jisung mengusap matanya dengan bibir mengerucut sebal.

"adudu, gak nyangka bapak jisung ini bucin banget sampe mewek kenceng gitu," ucap haechan dengan senyum meledek.

"ya lo bayangin aja somi tiba-tiba ngajak lo cere! apa gak masuk rumah sakit jiwa ditinggal separuh jiwa," balas jisung tak mau kalah.

"nanti dulu anjing berantemnya, lilinnya meleleh asu." renjun menyikut lengan haechan yang menghalangi jalannya. kemudian mengulurkan kue ulang tahun yang terdapat lilin ke hadapan jisung.

"make a wish dulu dongg."

"never stop keep breaking up, still working all the time bosonayahe." baru jisung akan menyatukan kedua tangannya, jaemin dengan santainya menyanyikan salah satu lagu boygroup terkenal.

NCT AS | NCT OT23Where stories live. Discover now