HENDERY AS [KATING]

29.9K 4.2K 1.2K
                                    

aku spontan berhenti melangkah ketika yuqi dan yeri merentangkan kedua tangan mereka dihadapanku, menghadang jalanku untuk segera pulang ke rumah.

"apa? gue mau pulang, buruan ngomong!" ucapku galak.

yuqi dan yeri yang memang sudah berteman denganku sejak smp tidak lagi terkejut mendapati sikap jutekku.

"eleuh eleuh si eneng meuni buru-buru pisan, nonton anak hukum sama teknik tanding dulu hayu." yuqi mengambil posisi di sebelahku, begitu juga dengan yeri.

"jangan macem-macem," peringatku yang merasa kedua gadis gila ini akan bertindak di luar dugaan.

"gak macem-macem kok, satu macem aja." yeri menyengir, lalu menatap yuqi dan mengangguk pelan.

perasaanku semakin tidak enak..

"lucinta luna makan ketupat, berangkattt!" dan detik selanjutnya tubuhku sudah diseret oleh kedua teman brengsekku ini.

"bangsat, lepas gak?!"

tanpa mengacuhkan berontakan demi berontakan yang aku lakukan, yuqi dan yeri terus menyeretku hingga berhenti di salah satu tempat duduk yang ada di tribun depan lapangan indoor.

"ayo duduk tenang anak manis." yuqi tersenyum tanpa dosa selagi ia menekan bahuku agar duduk di tempat yang sudah mereka cup.

"bangsat," umpatku kesal. ingin keluar lagi pun rasanya susah karena tribun penonton sudah mulai penuh.

"aduh anak gadis kok ngumpat terus sih," ucap yeri dengan nada meledek yang membuatku semakin jengkel.

"sstt sstt udah mau mulai tandingnya."

"oemji oemji, yayang mbeb lukas aku ganteng banget flis maw meninggal." yuqi mengipas-ngipas wajah dengan tangannya sendiri dan senyum-senyum tidak jelas.

"mark kesayangan gue juga ganteng banget flisss," timpal yeri tak kalah heboh saat melihat mark, kekasihnya yang berada di satu fakultas dengan lucas kekasih yuqi.

pak doyoung, dosen muda kesayangan mahasiswi kampus meniup peluit yang menandakan pertandingan dimulai.

pertandingan dimulai dengan bola basket yang berada di tangan mark, kemudian dioper pada temannya yang entah siapa karena pergerakan mereka yang terlalu agresif dan cepat membuatku tak bisa melihat dengan jelas.

sorakan demi sorakan terus terdengar membuat lapangan indoor yang bahkan memiliki enam pendingin ruangan ini terasa pengap.

"LUCAS, AYANG MBEB SEMANGAT!!!" ya.. siapa lagi kalau bukan yuqi dengan tingkah tidak tahu malunya.

"MARK SEMANGAT! JANGAN DIKEJER AJA BOLANYA DIMASUKIN KE RING JUGA YANGGG."

aku mendesah frustasi mendengar teriakan yeri dan yuqi yang berhasil membuat beberapa mahasiswa menoleh ke arah kami.

"EH EH KOK BOLANYA TERBANG KE SINI!!"

aku sontak mendongak mendengar pekikan heboh yeri, dan secara refleks menangkap bola basket yang beberapa senti lagi akan mencium hidungku.

"ANJRIT KEREN PARAH TEMEN GUE!"

"kirain bakal ada adegan kejeduk bola basket terus dibawa ke uks gitu yekan."

"terus ngewe di uks ya, qi?"

"ga gitu bangsat."

aku mendecak lalu melempar bola basket itu ke tengah lapangan dan segera memakai kupluk hoodie-ku berusaha mengabaikan seluruh mata yang kini menatapku.

"anak anjing," umpatku pelan.

kalau yuqi dan yeri tidak menyeretku menonton pertandingan ini, mungkin aku tidak akan pernah menjadi pusat perhatian semua orang seperti ini.

NCT AS | NCT OT23Onde as histórias ganham vida. Descobre agora