SUNGCHAN AS [KETOS]

26.6K 4.1K 1.2K
                                    

"kucing oh kucing kenapa engkau hitam. macem mana aku tak hitam, matahari bakar aku.. matahari bakar aku."

aku meng-cover lagu dari serial kartun si kembar tuyul itu seraya menendang-nendang pelan pantat kucing berwarna hitam yang duduk santai di depan kelasku.

saat ini kelasku sedang jam kosong karena bu tiffany, guru mtk-ku secara tiba-tiba mengalami kontraksi pada saat akan mengajar.

beruntung ada pak changmin yang notabene guru olahraga lewat di depan kelas kami sehingga beliau-lah yang membawa bu tiffany ke rumah sakit belakang sekolah.

merasa gabut dan juga pusing karena para jamet kelasku asik menggendang-gendang ember pel di belakang, aku langsung mengajak somi untuk duduk-duduk di depan kelas.

"ntar dikejer nangesss," ledek somi yang sedari tadi hanya diam melihat kegiatanku menendang-nendang pantat kucing.

"kalo dikejer ya kejer balik, masa udah ngasih harapan malah ditinggal. hiyaaa," balasku dengan senyum jahil.

somi mendengus pelan, malas meladeniku karena sebenarnya sahabat orokku itu sedang sakit perut karena haid.

"eh, eh, eh.. apeni kok bangkit dia." aku mulai was-was karena kucing hitam itu mulai beranjak dari rebahan santainya.

"anjrit, som!" aku memekik saat melihat kucing itu seakan siap menerkamku.

dengan tergesa, aku berbalik badan dan bersiap berlari untuk menghindari terkaman ganas kucing hitam itu.

tapi sayang, sepertinya keberuntungan tidak sedang berpihak padaku.

berniat kabur dari kucing hitam malah tak sengaja menabrak singa yang siap menerkam, begitulah keadaanku sekarang.

karena baru saja aku balik badan untuk berlari, wajahku malah menabrak sesuatu yang keras dan menggoda.

aku mendongak, dan spontan tersenyum tanpa dosa saat mendapat tatapan super duper tajam dari sungchan, ketua osis paling tegas dan galak di antara semua ketua osis yang pernah menjabat di sekolah ini.

itu sih kata guru-guru yang sudah mengajar lama di sekolah ini.

aku melirik chenle, si wakil ketua osis yang berdiri di samping sungchan dengan senyum jahilnya. lalu menyengir, menyapa teman smp-ku itu.

menyadari tatapan sungchan yang semakin mematikan, aku segera menegakkan tubuh dan membuat tanda hormat. "siap, masuk kelas!"

setelah berujar lantang, aku segera ngacir masuk ke dalam kelas dan membanting pintu sekeras-kerasnya.

sementara somi sudah masuk kelas duluan karena sudah melihat sungchan dan chenle yang berjalan ke arahku lebih dahulu.

"bisa-bisanya lo naksir sama cewe gak jelas kayak gitu, chan. gak abis pikir gue."

———

"JEONGIN NEBENG DONGG!" teriakku pada jeongin yang sudah siap meninggalkan parkiran siswa dengan motor beat-nya.

"boleh, isiin bengsin ya tapi," tawar jeongin dengan senyum lebarnya.

aku mendecak. "bengsin, bengsin. kaya anak kampung aja lo nyebutnya! iye-iye gue isiin bengsin."

"lo juga nyebutnya bengsin, anjing."

aku mundur beberapa langkah dengan wajah yang dibuat seperti cewe caper yang takut akan sesuatu. "ih, kasar ah. gak lyke."

"ini jadi mau nebeng gak, asu. gue mau balik nih, mau bimbel," ujar jeongin kesal.

"sok bimbel, nilai rapot aja merah semua," ledekku seraya menaiki jok motor jeongin.

NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang