JUNGWOO AS [SECRET ADMIRER]

26.9K 4K 1.2K
                                    

aku mengernyit melihat jungwoo—teman sekelas yang tidak terlalu akrab denganku—berdiri di depan lokerku.

"jungwoo? ngapain?" tanyaku yang membuat jungwoo kelabakan. aku semakin kebingungan melihat tingkahnya.

"a-ah, itu tadi ada yang berdiri di depan loker kamu lama banget, aku takut dia masukkin macem-macem ke dalem loker kamu." suara jungwoo terdengar sedikit gugup.

"oh ya?" aku melangkah mendekat, berniat memeriksa lokerku yang biasanya hanya berisi baju olahraga cadangan dan buku paket.

"susu?" tanganku terulur mengambil sekotak susu dan juga sepucuk kertas yang berada di atas baju olahragaku.

"ada sesuatu?" tanya jungwoo yang masih berdiri di sebelahku.

"ini." aku menunjukkan susu kotak berwarna merah muda dan kertas kecil berwarna senada.

bisa aku lihat jungwoo mengangguk dengan senyum kecilnya. "secret admirer itu mah namanya."

"secret admirer? pengagum rahasia gitu maksud kamu?"

jungwoo mengangguk mengiyakan. "mungkin dia naksir kamu tapi belum berani nunjukkin langsung. oh iya susunya jangan lupa diminum biar pengagum rahasia kamu seneng."

aku mendengus pelan. "siapa coba yang mau naksir aku, aktif di kelas aja gak pernah apalagi organisasi. kira-kira siapa ya yang kasih?"

jungwoo tidak menjawab melainkan hanya menatapku dengan senyum kecil dan tatapan yang tidak bisa aku artikan.

"kamu gak tau yang naro siapa? 'kan tadi kamu bilang liat orangnya?" tanyaku penasaran.

jungwoo membelalak, namun detik setelahnya ia kembali mengatur ekspresi wajahnya seperti biasa.

"aku gak liat mukanya, soalnya pas aku ngedeket dia langsung pergi."

aku mengangguk pelan, merasa sedikit kecewa.

jungwoo yang sepertinya menyadari raut wajahku sontak menepuk bahuku pelan. "maaf ya, aku beneran gak bisa liat mukanya soalnya."

"gak papa, jungwoo. kamu gak salah jadi gak perlu minta maaf," ucapku diiringi dengan kekehan pelan, merasa gemas dengan tingkah polos jungwoo.

jungwoo mengusap tengkuknya seraya tersenyum canggung. "ayo masuk, bentar lagi bel."

aku masuk ke kelas beriringan dengan jungwoo menbuat anak-anak kelas yang tadi sibuk dengan kegiatannya masing-masing langsung bersiul menggoda kami.

"alah siah boy, masih pagi udah uwu uwu wae," goda seungkwan dengan kerlingan jahil yang ia tujukan pada jungwoo.

"apaan sih orang gak sengaja papasan di depan," elakku, takut godaan-godaan tersebut membuat jungwoo risih.

"gak usah didengerin, seungkwan mah biang gosip," ucapku seraya menyenggol pelan lengan jungwoo.

jungwoo tersenyum maklum.

"aw senggol aku juga nengg!"

"seungkwan aku takol ya?!" aku menatap seungkwan dengan tatapan galak. hal itu malah membuat godaan dari teman-teman sekelasku semakin menjadi.

"aduh aduh pemeran utama wanitanya salting gais."

"kalo di wetpet mah mukanya kayak kepiting rebus ceunah."

"tuan krep kali ah."

"udah woy jangan digodain gitu. kamu duduk sana, gak usah diladenin anak-anak emang suka jail." jungwoo menunjuk mejaku dengan dagunya, mengisyaratkan agar aku segera duduk.

"ALAH SIAH, KAMU CEUNAH."

"seungkwan ih meuni kompor pisan, tapi berasa anak mereka gak sih dibilang anak-anak sama papah jungwoo." vernon ikut mengompori.

"eleuh eleuh—OASU BANGSAT IEU SIRAH ANYING NAHA DILEMPAR KOTAK PENSIL ISI JANGKA SAMA GUNTING BUAJINGAN."

———

setelah dua hari tidak masuk sekolah karena demam, aku akhirnya kembali sekolah dan kini tengah duduk di kelas sendirian karena teman-teman yang lain sedang istirahat di kantin.

"eneng sendirian aja nih, kiw."

aku mendongak, kemudian tersenyum kecil mendapati jungwoo yang menatapku dengan senyum jahil.

"hehe, kenapa gak ke kantin?" jungwoo mendudukkan bokongnya di kursi shuhua yang sebangku denganku.

"udah dibawain mama bekal, gak dibolehin makan di kantin ceunah."

jungwoo mengangguk paham, lalu meletakkan buku yang entah milik siapa ke hadapanku.

"buku siapa?" tanyaku penasaran.

"buku catetan aku. dua hari kemaren kamu gak masuk lumayan banyak catetan, salin aja gak papa."

"beneran?! makasih banyak jungwoo." aku memekik senang kemudian mulai membuka lembar demi lembar buku catatan milik jungwoo.

loh kok...

tulisannya sangat familiar, mirip tulisan seseorang yang hingga saat ini belum aku ketahui siapa.

aku merogoh saku rok-ku, mengambil kertas kecil yang kembali aku dapatkan saat iseng membuka loker pagi tadi.

wow.

entah secara kebetulan atau memang secret admirer-ku adalah jungwoo, karena tulisan jungwoo dan si secret admirer itu benar-benar mirip bahkan sama.

aku tersenyum tipis, kembali memasukkan kertas kecil itu ke saku rok sebelum menatap jungwoo yang kini terlihat... cemas?

"kamu secret admirer-ku ya?" tanyaku dengan nada kelewat percaya diri.

jungwoo menggaruk tengkuknya dan mengulas senyum yang terlihat canggung, "hehe, ketauan ya?"

aku memekik tidak percaya. "jadi beneran kamu?"

jungwoo mengangguk pelan. "gak sesuai ekspektasi kamu ya? maaf.."

"IH BUKAN GITUUU!"

dengan cepat aku meralat ucapanku. "aku gak nyangka aja ternyata yang ngirimin aku ginian kamu."

jungwoo menghela napas lega.

"jadi gimana?" tanya jungwoo dengan tatapan penuh harap.

"gimana apanya?" balasku jahil.

"ish! kamu sengaja banget bikin aku malu." jungwoo mendecak seraya mengusap wajahnya malu.

"maksudnya kamu 'kan udah tau aku secret admirer kamu.. jadi menurut kamu gimana?"

aku terkekeh geli. "jadi ceritanya kamu ngajak pacaran nih?"

"ih!" jungwoo memekik tertahan, wajahnya yang memerah terlihat sangat menggemaskan.

"kalo langsung pacaran maaf aku gak bisa," ucapku pelan, sontak jungwoo menundukkan kepalanya.

"jadi kalo pendekatan dulu gimana?" lanjutku membuat jungwoo kembali mendongak dengan mata melebar.

"beneran?! kamu gak lagi boongin aku 'kan?" tanya jungwoo antusias. aku menarik pipi jungwoo gemas.

"ya beneran lah, jadi mau kamu mau gak pendekatan dulu? kalo gak mau ya gak papa juga sih."

"aku sih apa kata calon makmum aja."









NCT AS | NCT OT23Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon