YUTA AS [TSUNDERE]

38.6K 4.6K 1.4K
                                    

aku berjalan mengendap-endap, berusaha tak menimbulkan suara sedikitpun agar mama dan papa yang berada di kamar tak mendengar langkah kakiku.

jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, yang berarti batas jam malamku sudah lewat. dan sialnya aku baru teringat kalau besok aku dan jaehyun harus presentasi, sementara tugas kami sama sekali belum tersentuh.

setelah merasa aman, aku segera keluar dari rumah, memakai sendal dengan terburu-buru sebelum menghampiri jaehyun yang sudah siap di depan rumahku dengan motor besarnya.

"helm gue mana?" tanyaku saat teman satu kelompok sekaligus teman kecilku itu tak memberikan helm untukku. sementara jaehyun hanya menyengir tanpa dosa.

"lupa bawa, demi allah." jaehyun mengangkat kedua jarinya, meyakinkanku bahwa ia tak berbohong.

aku mendecak kesal, lalu memegang kedua bahunya agar bisa duduk di jok belakang motornya yang sumpah demi apapun tinggi banget.

"jangan ngebut—JAEHYUN BANGSAT!"

jaehyun secara tiba-tiba menarik gas motornya membuatku hampir saja terjungkal jika tidak segera memeluk perutnya.

"brengsek!" aku memukul perutnya penuh emosi, namun jaehyun hanya tertawa tanpa dosa karena sejujurnya pukulanku tidak ada apa-apanya dibanding perut roti sobek dan juga bisepnya.

setelah lima menit, jaehyun akhirmya menghentikan motornya di depan cafe yang selalu aku dan teman-temanku kunjungi setelah pulang kuliah.

"buru masuk." jaehyun membuka pintu cafe, menggerakkan dagunya agar aku masuk lebih dulu.

"duduk mana, mbul?" aku mengangkat satu alisnya, berniat menggoda jaehyun yang langsung melotot kesal.

"gue gak gembul, asu." jaehyun berjalan menuju meja pojok cafe yang kosong, masih sembari menggerutu sebal karena aku memanggilnya dengan panggilan kecil dari ibunya.

"cepetan kelarin tugasnya, ntar gue kena amuk tunangan lo kalo ketauan," ujar jaehyun setelah mengecek jam di ponselnya.

aku mendengus pelan. segera mengeluarkan laptop dari dalam tote bag kemudian menaruh laptop silver itu ke hadapan jaehyun.

"lo buat ppt, gue gaptek."

jaehyun tersenyum mengejek. "gak usah dikasih tau juga seisi dunia tau kalo lo gaptek."

"brengshake."

menit demi menit berlalu, hingga tanpa kami sadari jam sudah hampir menunjukkan pukul 12 tengah malam dan tugas kami belum juga selesai.

"udah mau jam dua belas anjir. lo sih diajakkin nugas dari kapan tau sok sibuk mulu." aku menggerutu setelah melihat jam di ponsel sudah hampir menunjukkan tengah malam.

beruntungnya cafe yang berada tak jauh dari rumahku ini buka 24 jam, jadi kami tidak perlu takut akan diusir.

jaehyun melepas jaket jeansnya, lalu melempar jaket itu ke wajahku. "asu—"

"pake. lagian cewe bego mana yang keluar malem-malem pake celana pendek sama kaos tipis doang."

aku mendecak, berniat membalas ucapan jaehyun sebelum sebuah pukulan kencang yang mendarat di tulang pipi jaehyun membuatku memekik tertahan.

"kak yuta!" aku segera bangkit, menahan tangan kak yuta yang berniat kembali memukul wajah mulus jaehyun.

"udah, kak. ini tempat umum," cicitku takut, mendapati kak yuta yang tiba-tiba memukul jaehyun membuat nyaliku benar-benar menciut.

"lepas. gue mau ngasih pelajaran ke cowo pengecut yang ngajak tunangan orang keluar malem-malem, tanpa izin ke orang tua."

aku memeluk tubuh kak yuta, takut tunanganku ini hilang kendali dan membuat wajah tampan jaehyun hancur.

"kak yuta jangan marah.. aku sama jaehyun cuma ngerjain tugas doang, gak aneh-aneh." aku berusaha menjelaskan, walaupun sepertinya suaraku terdengar bergetar karena takut.

"gak bisa ngerjain di rumah? di ruang tengah? perpustakaan di rumah? setidaknya itu masih bisa gue toleransi, daripada lo keluar malem-malem tanpa izin ke mama papa atau gue."

aku melepas pelukanku pada tubuh kak yuta, lalu beringsut mendekati jaehyun yang telah beranjak dari duduknya.

"iya juga, goblok. kenapa kita gak ngerjain di rumah gue aja," bisikku pada jaehyun.

"gue juga gak kepikiran, bangsat. lagian keburu panik."

"padahal kalo ngerjain di rumah lebih enak, lo gak kena bogem dari kak yuta juga."

"udah terlanjur kena bogem, babi."

"udah diskusinya?" aku dan jaehyun tersentak, lalu menatap kak yuta—yang juga menatap kami—dengan cengiran bodoh.

"pulang. tugasnya kerjain di rumah," ucap kak yuta seraya mengambil jaket jeans jaehyun yang bertengger di bahuku dan melempar jaket itu pada wajah jaehyun.

"oalah asu, untung gue gak berani. kalo berani gua bales tuh bogemannya." aku menahan tawa mendengar gumaman jaehyun yang sepertinya hanya aku yang dapat mendengarnya.

saat jaehyun merapihkan laptop dan barang-barang kami yang lain, kak yuta melepas hoodie oversize yang ia gunakan dan langsung memakaikan hoodie itu padaku.

"bego. lo keluar malem dan cuma pake kaos sama celana pendek? mau banget gue jengukin ya kayaknya?" kak yuta menatapku datar, aku menyengir lebar.

"ayo," ajak jaehyun padaku, namun sebelum aku melangkah mengikutinya kak yuta lebih dulu merangkul pinggangku dengan posesif.

"dia sama gue. lo sendiri aja."

tanpa berniat mendengar balasan jaehyun, kak yuta menarikku keluar dari cafe dan menyuruhku untuk segera masuk ke mobil.

———

"demi Allah ini gue ngerasa punggung gue bolong diliatin segitu tajemnya sama tunangan lo," bisik jaehyun yang aku balas dengan anggukan setuju.

"kalo mata kak yuta bisa ngeluarin laser, kayaknya kita udah kebelah du—"

"ekhem. udah bisik-bisiknya? bisa cepetan gak selesain tugasnya?" tegur kak yuta, membuatku dan jaehyun kembali fokus pada tugas kami.

sepuluh menit berlalu dan akhirnya tugasku dan jaehyun selesai. setelah menyimpan tugas kami dan mematikan laptopku, jaehyun segera bangkit dan mengambil kunci motornya.

"pulang lo? gak mau nginep aja, udah jam 2 pagi ini," tawarku yang langsung disela oleh kak yuta.

"gak. rumah cuma beda satu komplek gak usah manja, pulang sana lo."

mendengar usiran kak yuta, jaehyun langsung buru-buru pamit dan keluar dari rumahku.

"kakak tuh kenapa sih galak banget deh sama jaehyun," ucapku seraya merapihkan meja ruang tengah yang berantakan karena buku-buku tebal dan juga cemilan pengusir setan ngantuk.

kak yuta tak menjawab, melainkan menarik tanganku hingga aku terjatuh di atas pangkuannya.

"kenapa? salah kalo gue gak suka lo deket sama dia?" aku menggeleng dengan wajah merengut.

"masa sama tunangannya gue elo. kalo aku pindah haluan ke jaehyun gak usah protes ya!"

"berani?" tanya kak yuta seraya mengeratkan pelukannya.

aku menyengir, "ya engga sih."

"kalo lain kali mau keluar malem-malem gini lagi, seenggaknya telepon gue, kasih kabar, kasian mama papa khawatir banget karena lo gak ada di kamar."

"kalo kakak khawatir gak?"

"masih nanya? gila namanya kalo gue gak khawatir."





NCT AS | NCT OT23Where stories live. Discover now