KUN AS [AYAH]

33.5K 4.1K 1K
                                    

"kinaa, sayang bangun yuk."

kina, putri tunggal kun melenguh panjang ketika tubuh kecilnya diguncang oleh sang ayah.

"hnggg, kina masih ngantuk ayah," rengek putri tunggal kun itu dengan manja, membuat senyum hangat terukir dari bibir kun.

"hari ini hari ibu lho, kina gak mau kasih bunda hadiah?" tanya kun seraya mengusap surai hitam legam putrinya penuh kasih sayang.

mendengar ucapan sang ayah, kina sontak membuka matanya dan langsung beranjak duduk.

"mau, ayah!" kina kemudian berniat berlari menuju kamar mandi untuk bersiap, namun kun lebih dulu menahan lengannya dengan lembut.

"kata bunda apa? kalo baru bangun harus duduk dulu, biar gak pusing." kun mengecup pipi gembil putrinya, lalu mengambil segelas air putih dari atas nakas.

"minum dulu." kun memegang gelas kaca itu selagi putrinya meneguk air putih.

"udah, ayah! kina mau mandi, mau beli hadiah spesial buat bunda!" kina kemudian memasuki kamar mandi dengan lari kecil, membuat kun yang melihat itu terkekeh gemas.

———

"kina bantuin ayah pilih bunga yang bagus ya?" pinta kun, yang segera kina balas dengan anggukan semangat.

"kalo yang ini gimana, yah?" tanya kina seraya menunjuk salah satu bunga berwarna merah muda yang terlihat sangat cantik.

kun tersenyum, kemudian berlutut di hadapan putri kecilnya. "setiap bunga itu punya makna sendiri lho, memang kina tau arti bunga itu apa?"

kina mengangguk semangat, "ini namanya bunga hydrangea. bunda pernah bilang sama kina, bunga ini bermakna rasa syukur dan perasaan tulus sepenuh hati dari orang yang memberi untuk orang yang menerima bunga ini."

kun tersenyum mendengar jawaban dari putri kecilnya yang terdengar sangat yakin dan lantang.

"okey, kita beli bunga ini."

kun segera memanggil florist yang ada di sana, meminta tolong pada florist tersebut untuk mempercantik bunga pilihan putri kecilnya itu.

setelah selesai membayar, kun dan kina segera meninggalkan toko bunga itu. "sekarang kita ketemu bunda ya, seat belt-nya jangan lupaa."

kun memakaikan sabuk pengaman untuk kina yang duduk di sebelahnya dengan buket bunga yang gadis kecil itu taruh di atas pangkuannya.

"ayoo berangkat ayah! kina mau kasih kejutan buat bundaaa!"

———

"ayah cepetannn," rengek kina ketika kun tak kunjung membuka kunci mobil, "sebentar, sayang. ayah gugup."

kina mengerucutkan bibirnya, "ayah kayak sama siapa aja deh pake gugup gugup segala."

kun terkekeh kecil sebelum akhirnya segera turun dari mobil, membukakan pintu untuk gadis kecil kesayangannya.

"ayo turun, tuan putri." kun membungkuk ala princess disney, membuat kina tersenyum senang.

"ayo kita masukkk, kina udah gak sabar kasih bunganya ke bunda," seru kina seraya melompat kecil sebagai tanda keantusiasannya.

kun mengulum senyum geli, menggandeng tangan mungil kina dengan lembut dan berjalan beriringan menuju pintu utama rumah besar itu.

"permisi." kun menekan bel beberapa kali, tak lama kemudian pintu utama terbuka menunjukkan istri dari qian kun serta ibu kandung dari qian kina dengan baju rumahannya.

"selamat hari ibuuu, bundaa!" kina berseru riang seraya mengulurkan buket bunga itu ke hadapan ibunya.

———

your point of view

"sebentar," ujarku saat mendengar bel rumah mama berbunyi beberapa kali.

sejak kemarin aku memang menginap di rumah mama karena dua hari lagi akan ada acara syukuran 7 bulan kehamilan kakakku.

aku membuka pintu rumah perlahan, "selamat hari ibuuu, bundaa!" dan suara riang milik kina—putriku—menyambut indra pendengaranku.

aku terkekeh gemas, kemudian mengambil buket bunga yang kina ulurkan padaku dengan senyum haru.

"terima kasih, princess-nya bunda." aku berlutut di hadapan kina, memberikan kecupan hangat di dahi dan juga kedua pipinya.

"kina sayang bunda," ucapnya dengan senyum malu-malu, membuat hidungku mengernyit menahan gemas.

"bunda juga sayang kina, tumbuh jadi anak yang baik dan rendah hati ya sayang." aku kembali mengecup kening kina singkat, sebelum menarik tubuh kecil putri kesayanganku ke dalam dekapanku.

"kalo gitu kina mau main sama kakak keenan, jadi ayah sama bunda udah boleh mesra-mesraan," ucap kina seraya berlari memasuki rumah mama dengan senyum jahilnya.

aku memalingkan wajah malu, walau sudah hidup bersama selama hampir 10 tahun. namun aku tetap saja masih berdebar hebat ketika berhadapan dengan kun.

"makasih," ucap kun pelan, aku mendongak menatapnya heran.

"makasih untuk..?"

tubuhku terhuyung saat kun menarikku tanpa aba-aba, dan memelukku dengan eratnya.

"makasih udah jadi istri terbaik, terhebat, dan tersegala-galanya untuk aku. makasih juga udah jadi bunda yang sangat-sangat hebat untuk kina dan calon anak kita..."

kun menggantungkan ucapannya, berdehem pelan sebelum kembali membuka suara.

"aku sayang kamu, selalu."



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NCT AS | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang