JENO AS [MUSUH]

59.7K 6.2K 870
                                    

"woy, minjem pena napa?!" aku mendelik ketika mendengar ucapan Jeno, musuhku sejak sekolah menengah awal.

entah takdir atau memang kebetulan, aku dan jeno selalu satu sekolah dan satu kelas sejak sekolah dasar.

"beli, miskin."

bisa ku lihat jeno melotot mendengar jawabanku, "maksud lo apa, hah?!"

aku mendecak lalu melempar pena yang berada di genggamanku dengan kasar, "kenapa sih lo tuh suka banget gangguin gua, padahal gua gak pernah ngusik lo!"

jeno bungkam ketika aku berteriak dengan sangat kencang, saat ini kelas sedang sangat berisik, karena para guru sedang mengadakan rapat kelulusan.

dan kami diberi tugas kelompok yang berisi dua orang, "apa sih, marah terus kayak emak-emak"

aku mendecak lalu berjalan keluar dari kelas meninggalkan jeno yang sepertinya tidak merasa bersalah sama sekali.

———

aku menoleh ketika rasa hangat menjalar di pipiku, lalu mendapati jeno yang sedang menyengir lebar dengan tangan kanan yang menempel di pipiku.

ck, lelaki itu memang tidak pernah merasa bersalah ya?!

aku kembali membuang muka, dan bisa ku dengar jeno menghela napas panjang sebelum duduk di sebelahku.

"maaf." aku memutar bola mata ketika mendengar permintaan maaf jeno, "jangan marah."

aku langsung berjengit kaget saat tangan besar jeno menggenggam tangan kananku, "apa sih!" aku menepis tangan jeno, namun lelaki itu lebih dulu mengeratkan genggaman tangannya.

"jangan marah—"

"ck, apa si—"

"gua kayak gitu cuma mau nyari perhatian lo doang." aku menelan salivaku dengan kasar, ketika mendengar nada serius keluar dari mulut jeno.

"gak usah gom—"

"gua gak gombal, gua beneran." jeno menarik bahuku agar aku menghadapnya, dan hanya fokus kepadanya.

"gua gak suka lo main sama echan."

"ya kan—"

"gua gak suka lo main sama jaemin."

"mereka kan—"

"gua gak suka lo main sama enjun."

"lo kenap—"

"gua cemburu."

aku bungkam, lalu kembali menghadap ke depan ketika melihat tatapan sendu jeno. "gua serius, gua sayang—gak—gua cinta sama lo"

"jen." aku berucap lirih.

"jangan sayang sama gua, jangan cinta sama gua—"

"kenapa?"

"gua udah dijodohin sama ortu gua." jeno tertegun, lalu kembali menggenggam tanganku dengan senyum teduhnya.

"ayo berjuang." aku menggeleng pelan, "banyak cewek lain yang lebih baik, gua beneran udah dijodohin bukan cuma alesan buat nolak lo doang, jeno."

———

aku menunduk dalam ketika mamaku mulai membuka pembicaraan soal perjodohan yang akan aku jalankan.

"anakmu mana yoon?" tante yoona, nama teman mama sekaligus ibu dari—ekhem— calon suamiku.

"masih dikamarnya kayaknya," jawab om donghae, suami tante yoona sekaligus ayah dari lelaki yang akan dijodohkan denganku.

"dari abis pulang sekolah tadi keliatan gak semangat gitu." mama taeyeon, mamaku terlihat mendekatkan tubuhnya dengan tubuh tante yoona agar bisa mengobrol lebih dekat.

sedangkan papa siwon dan om donghae terlihat sedang membicarakan tentang bisnis dan pernikahanku dengan anak om donghae nanti.

"anakmu lama banget yoon." tante yoona dan om donghae terlihat mengernyit saat melihat pintu kamar calon suamiku yang masih tertutup rapat itu.

"aku panggil dulu deh, bentar ya."

setelah tante yoona berjalan meninggalkan ruang tengah, mama taeyeon langsung mendekatiku yang masih menunduk dalam.

"suka gak suka, kamu harus terima. karena ini emang udah tradisi keluarga, mama harap kamu ngerti." aku tersenyum tipis lalu mengusap punggung tangan mama taeyeon yang menggenggam tanganku.

"aku ngerti, dan aku terima." mama taeyeon terlihat tersenyum setelah mendengar ucapanku, dan entah mengapa itu membuatku jauh lebih tenang.

"nah ini anaknya, perkenalin diri dulu dong sayang." aku semakin menunduk saat mendengar ucapan tante yoona.

"halo om, tante. saya jeno." aku refleks mendongak dengan mata melebar, "jeno," gumamku pelan yang membuat si empunya nama menoleh.

bisa ku lihat jeno juga membelalak tak percaya yang membuatku tersenyum geli, "jadi jeno, kamu mau tunangan dulu atau gimana?" tanya om donghae setelah jeno duduk disebelahku.

jeno menggenggam tanganku erat dengan senyum manis yang menghiasi wajah tampannya, "jeno mau langsung nikah


minggu depan."


NCT AS | NCT OT23Donde viven las historias. Descúbrelo ahora