SHOTARO AS [TETANGGA]

19.4K 3.4K 1K
                                    

"dek, tolong kasih ini ke tetangga sebelah dong." aku yang tengah tengkurap dengan ponsel yang menampilkan drama china langsung mendelik kesal mendengar ucapan abangku.

"apaan?! sisa mukbang lagi?!" tanyaku dengan mimik wajah tak bersahabat.

bang johnny menyengir tanpa dosa, "iya, hehe. tapi bersih kok, kagak gue uwel-uwel pake sendok bekas mulut gue."

"najis! udah deh lo tuh gak usah belaga mukbang-mukbang lagi. gak pernah abis juga, sayang duitnya tau," ujarku kesal.

ya.. walaupun mungkin ini sudah ke-seratus kali aku memberitahu bang johnny agar tidak lagi membuat konten mukbang di chanel youtube-nya yang berakhir di'buang' padaku atau kameramennya.

"ya gimana dong, fans gue itu takut banget idolanya gak makan sampe gue disuruh bikin konten mukbang," ucap bang johnny dengan wajah memelas.

aku menarik napas panjang agar tidak kelepasan meludahi wajah menyebalkannya. sudah dipastikan emosiku tidak akan stabil jika sudah berurusan dengan abangku satu-satunya itu.

"fans lo itu siapa sih sampe lo nurut banget sama mereka? ini adek lo udah ngomong sampe berbusa lo gak pernah nurut perasaan."

bang johnny memajukan bibirnya lalu masuk ke kamarku dan duduk di sisi ranjangku.

"adekkkk, jangan galak-galak dong sama abang." aku menahan mual saat suara bang johnny berubah seperti banci lampu merah.

aku langsung meloncat dari kasur saat bang johnny mendekatiku seperti akan menciumku. "najis lo joni! ya udah mana buruan yang mau dikasih ke tetangga sebelah, drachin gue belom kelar nih!"

bang johnny tersenyum lebar, namun hanya sebentar karena detik berikutnya ia kembali merengut.

"joni joni. nama gue johnny, bacanya jyani, terus harus pake aksen aksen amerika gimana gitu."

aku menggeram kesal. "gak usah belaga deh, lahir di bojong gede aja laganya selangit."

sebelum bang johnny mengamuk, aku segera berlari keluar kamar dan menuju dapur di mana mama sedang menyiapkan makan malam untuk kami.

"dek, itu bakso sisa abang mukbang tadi. masih bersih kok, tolong kasih ke tetangga sebelah ya." mama menunjuk mangkuk berukuran cukup besar berisi bakso yang terletak di atas meja makan.

"tante tiff 'kan maksudnya?" tanyaku memastikan

aku mengambil mangkuk berisi bakso itu dengan hati-hati agar tidak tumpah, lalu melangkah menuju pintu depan.

"eh, sebelah kanan maksudnya. ada tetangga baru, kemaren malem baru pindah. tolong kasih ya, sekalian adek kenalan juga, siapa tau dia punya anak cowo seumuran kamu," ucap mama diakhiri kerlingan jahil.

"mama, apaan sih!" seruku kesal membuat mama tergelak puas.

memang ya semua manusia yang ada di rumah ini hobi banget bikin aku kesal, atau mereka memang sengaja karena tau aku gampang emosian.

———

"permisiii!" aku berujar cukup lantang, kedua tanganku tidak bisa digunakan untuk mengetuk karena harus memegang mangkuk yang lumayan panas ini.

pintu rumah itu terbuka, menunjukkan seorang wanita paruh baya yang sepertinya seumuran mama. wajahnya terlihat ramah dengan senyum lebar yang membuat wajah itu semakin menawan.

"halo, tante. ini ada titipan dari mama, sekaligus untuk pendekatan sama tetangga baru katanya," ucapku dengan senyum canggung.

NCT AS | NCT OT23Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt